Tahu Campur Pak Subari Fatmawati

Perkenalan saya sama kuliner khas Jawa Timur-an ini sebenarnya terbilang baru. Pertama kali coba di awal tahun 2018, langsung naksir berat dan selalu jadi pelipur lara di kala hati sedang gundah atau fisik terasa lelah. Meski sekarang sudah gak makan ini lagi—I’m a vegan, btw hehe—tapi ini worth to spread the world. Warung Tahu Campur Pak Subari berlokasi di Jalan Anuraga atau yang lebih familiar, kamu bisa menempuhnya lewat Jalan Taman Cilandak. Gak jauh kok dari Stasiun MRT Fatmawati. Jalan kaki ±500 meter masih oke lah yah.

Meski warung tenda pinggir jalan, daya tampung pelanggan lumayan banyak. Kira-kira bisa 25an orang lah dalam satu waktu. Parkiran paling aman buat pengendara motor. Untuk mobil sendiri kayaknya bisa 3-4 mobil tergantung size sama kesadaran diri untuk parkir efisien gak makan tempat wqwq. Warung Pak Subari sudah buka dari sore sekitar jam 4an, tapi kami seringnya ke sana pas malam sepulang kantor, saat warung lebih ramai dan gak jarang bikin nunggu agak lama sampai pesanan kami datang.

Selagi nunggu, kami biasa camil kerupuk oren dicocol saus petis yang masih virgin alias belum dicampur bumbu kacang. Kalau kalian cobain itu saus petis, kerasa banget petisnya segar dan bersih. Sedap pun rasanya! Kerupuk sama saus petisnya bisa refill jangan sedih.

Saus petis yang sudah dicampur dengan saus kacang terus jadi bumbu di tahu telur, itu juga makin ajaib rasanya. Rasa gurih udang bertemu kacang yang manis-manis lucu, terus dimakan bersama dadar tahu panas kebul-kebul dengan ada sensasi krenyes dari tauge setengah matang, wah mewah lah ini pemirsa. Kuah tahu campurnya juga ciamik banget. Resep petis legendaris Pak Subari dicampur air kaldu sapi dan rempah-rempah, terus dimakan sama daging sapi dan kikil, Mas Gepeng sampai merem melek. Asli beneran merem melek wakakakak. Kuahnya bisa sedap gitu ya.

Selain tahu telur dan tahu campur, Pak Subari juga punya menu lain kayak rawon, gado-gado, rujak cingur, atau kalau kamu mau makan yang lain kayak soto, nasi goreng, ayam geprek, itu ada juga kok tapi yang jual bukan Pak Subari, melainkan sanak kerabat yang ikutan jualan di lokasi yang sama. Kayak food court gitu. Oh iya di sana ada beberapa ekor kucing liar. Kalau ada rejeki lebih, bisa beliin suiran ayam di bapak nasi goreng atau ikan lele di warung penyet ya.