Pertama kali saya main ke Makassar itu dulu pas masih kuliah, pas suntuk kerjain revisian skripsi dan impulsively cabut backpackeran sama Mas Gepeng dan dua teman lain. Kami naik bus dari Jogja ke Surabaya, terus terbang ke Makassar, habis itu naik overnight bus ke Toraja. Sejak saat itu, saya jatuh cinta sama Makassar khususnya sama kulinernya yang gak ada lawan asli enak-enak semua bun! Meski gak vegetarian friendly dan berpotensi meningkatkan kadar kolesterol, tapi kalau sudah disajikan semangkuk hangat coto atau sop sodara lengkap dengan perasan jeruk nipis, hmm hati ini berbunga-bunga. Nah di series Makan di mana kali ini, saya mau berbagi daftar makanan favorit di Makassar yang bisa jadi contekan mu kalau ke sana. Cekidot ya!
Coto Nusantara
Saya tiba di Bandara Hasanuddin dengan perut kosong, lalu teman saya mengajak ke Coto Nusantara yang konon terkenal dan masuk list must try kalau lagi wisata kuliner di Makassar. Tempatnya rame banget, gak ada physical distancing, dan gerah—ya Makassar aslinya memang gerah si wqwq. Coto Nusantara punya ciri khas kuah yang cair, bening, dan gelap. Pas disruput, ringan sekali rasanya malah cenderung hambar. Ada cita rasa daging tapi sekilas saja. Kalau kamu suka kuah coto lebih dinamis tinggal tambahkan garam, sambal, dan jeruk nipis. Oh iya di sini juga ada yang jual mangga, bisa dikupas terus langsung dimakan atau bawa pulang. Lumayan buat alternatif yang gak makan daging wqwq.
Coto H. Daeng Tayang
Orang Makassar bilang coto itu ada banyak versi tergantung wilayahnya. Dulu banget saya pernah makan yang kuahnya keruh, agak putih, dan creamy sekali. Lokasi persisnya saya lupa tapi dia di Maros, dan itu coto terenak dalam hidup saya. Nah akhirnya saya nemu nih yang mirip, namanya Coto H. Daeng Tayang. Kuahnya krem, penuh serpihan kaldu, hangat dan ringan di tenggorokan. Kalau disruput, rasanya lembut sekaligus medok. Saya sampai nambah kuah saking sukanya. Lebih nikmat lagi kalau tambah sambal tauco, ditetesi jeruk nipis, dan dimakan bersama daging paru! Gak main-main pemirsa! Btw kalau gak salah, coto H. Daeng Tayang ini dipilih oleh Kedubes Indonesia untuk roadshow keliling Eropa untuk memperkenalkan kuliner nusantara lho!
Sop Saudara Warung Pangkep
Wisata kuliner Makassar katanya sama dengan wisata kolesterol, tapi mungkin rela lah sekali-sekali kolesterol naik dikit gegara makan Sop Saudara Warung Pangkep yang lezat. Ciri khas kuah Sop Saudara di sini menggunakan susu dan telur. Proses pembuatannya pun panjang. Mereka akan buat dua jenis kuah yaitu kuah kaldu dari lemak dan tulang sapi yang dimasak berjam-jam, lalu ada kuah kaldu lidah sapi yang sudah dicampur susu dan telur. Setelah sama-sama matang, mereka dicampur dan jadilah kuah utama sop. Rasanya sangat gurih, agresif, tapi lembut banget kayak kain sutera dijemur kena angin-angin. Sedap banget. Meski saya hanya makan kuahnya saja pakai nasi, telur bebek rebus, perkedel, dan emping, tetap terasa magicalnya.
Konro Karebosi
Makanan olahan dengan konro atau iga sapi adalah kebanggaan tradisi Bugis dan Makassar, gak heran Konro Karebosi ini luar biasa rame dan terkenal seantero jagad wkwk. Selain mengusung kearifan lokal, cita rasanya memang gak ada dua. Iga-nya pun besar-besar dan dagingnya lembut sekali. Menurut saya, baik yang sop maupun bakar, keduanya sama-sama nikmat, tinggal sesuaikan preferensi saja. Iga bakar menggunakan bumbu kacang sebagai olesan, kalau suka banget, kita bisa minta bumbunya dibanyakin. Bumbu kacangnya enak lho. Gak kayak bumbu sate, ini lebih ‘ndaging’ gitu. Nah kalau sop, wah kuah sopnya makgenjreng. Sedap banget! Bumbunya minimalis, jadi benar-benar rasa pekat kaldu sapi. Ini juga bisa minta tambah kuah lho, mayan buat rendaman nasi. Sungguh rumah makan yang murah hati.
Sop Lidah Lamuru Sejak 1970 Asuhan Bu Rina
Sop lidah Lamuru ini konon salah satu legend di Makassar. Bermula dari warung tenda biasa, lalu akhirnya pindah ke ruko dan mampu melayani tamu lebih banyak. Meski saya datang ramean dan kondisi warung juga pas rame, tapi sop hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuk tiba di hadapan kami semua. Nah kuah sop lidah ini gelap-gelap bening gitu. Rasanya khas kaldu sapi dengan bumbu ringan garam dan lada. Entah memang template-nya gitu atau gak, tapi menurut saya lada-nya terlalu banyak. Akhirnya saya akali dengan sambal dan jeruk nipis. Wah memang gak salah orang Makassar suka makan kuah-kuah pakai jeruk nipis. Gak salah! Game changer lah enak banget! Asyiqnya lagi, lidah yang disajikan masih renyah dan lembut, enak dikunyah krenyes krenyes.
New Dinar Seafood
Sudah pernah makan ikan kudu-kudu bakar? Nah di Makassar, ada restoran namanya New Dinar yang salah satu sajian spesialnya adalah ikan kudu-kudu. Tapi pas di sana, kami gak cobain ikan kudu-kudunya, karena lagi gak ada. Gantinya kami disajikan ikan kerapu bakar dengan dua jenis saus. Saya paling suka saus yang hitam, kayaknya ada campuran tauconya yah. Sajian laut lainnya ada udang bakar, cumi goreng tepung, terus gulai kakap yang kuahnya sedap banget. Saya cicip sajian seafood-nya dikit-dikit saja, tapi enak-enak semua kok dan matangnya pas, jadi lembut dagingnya. Teman saya ada yang lahap banget makan gulai kakapnya sampai belepetan, katanya lebih enak dari pada kepala kakap di warung padang hahaha.
RM Muda Mudi
Suatu sore teman saya ngajak ngemil di Rumah Makan Muda Mudi. Ini tempat langganannya kalau mau makan pisang ijo sama jalangkote. Hah? Jalangkote? Siapanya jalangkung? Gak ada hubungannya malih. Jalangkote itu kayak pastel, isinya bihun, kentang, wortel, telur rebus, dan ukurannya sedikit lebih besar dari pastel. Kalau pisang ijo, kalian sudah pada tahu lah ya. Itu lho pisang dibalut adonan hijau, terus dipotong-potong, disajikan sama bubur sumsum, sirup merah, dan es batu. Yummm! Makan pisang ijo sama jalangkote sore-sore ternyata asyiq. Saya suka pisang ijo di sini, dan mostly pisang ijo di Makassar ya enak-enak sih. Waktu pernah makan di warung depan Bantimurung, enak banget. Muda Mudi ini juga enak. Di Jogja juga ada yang jual pisang ijo di kawasan Kota Baru, itu pun enak. Oh I love pisang ijo.
(Maap lupa nama tempatnya)
Teman saya (yang baru kenal pas di Makassar dan saya lupa namanya wqwq) kasih tahu bahwa ada makanan khas Sulawesi Selatan yang orang jarang tahu dan saya harus coba karena enak. Namanya Kapurung. Jadi selain duriannya yang super lembut dan manis, Palopo juga dikenal memiliki Kapurung, semacam sup yang terbuat dari sari tepung sagu, dimasak dengan bumbu kacang, campuran ikan, dan aneka sayuran seperti jagung manis, terong, bayam, dan potongan jantung pisang. Rasanya segar deh. Ada asam, manis, dan sedikit gurih. Kalau makan sama jantung pisangnya, lumayan ada pahit-pahit lucu. Oh iya katanya rasa asamnya itu karena pakai buah patikala. Kayaknya ditumbuk deh soalnya saya gak nemu batang buahnya. Mbaknya ditanya juga cuman mesem-mesem saja hahaha. Oh iya berhubung saya lupa nama tempatnya, untuk maps saya kasih Kapurung Kasuari saja ya.
Pisang Epe Pantai Losari
Makanan yang sama populernya dengan coto ini, adalah juga favorit saya sedunia. Ya pada dasarnya saya memang penggemar jajanan pisang gini entah yang dibakar, goreng, rebus, kukus, dijadiin pisang ijo, kue-kue manis, dipajang di kondangan Betwai, semua saya makan. Mau keras mau lembut, sikaaat! Pisang epe di Makassar paling gampang ditemui di kawasan Pantai Losari. Ada banyak penjaja, bebas mau pilih yang mana. Sebelum dibakar, pisang dipenyet pakai alat khusus. Mau penyet biasa pakai tangan juga bisa, cuman capek sih kalau pisangnya ratusan. Setelah itu baru dipakai toping. Saya paling suka yang original gula merah cair, sama yang pakai keju. Sudah gitu, entah ini memang pada murah hati atau duitnya banyak, topingnya dikasih buanyak buanget. Segunung! Oh tips dari saya, makan pisang epe sambil minum saraba yah, biar makin joss!
Rumah Makan Florida
“Bil, gw mau makan nasi goreng merah yang warungan dong,” kata saya ke Gibil pas main lagi ke Makassar awal tahun ini. Saya pernah makan nasi goreng merah cuman buatan hotel, kurang puas. Akhirnya Gibil dan Wenda, suaminya, ajak saya ke Rumah Makan Florida. Kami memesan satu porsi nasi goreng merah seafood dan bihun goreng seafood. Setelah itu saya nongkrong di dapur untuk menyaksikan si koko memasak semua pesanan kami. Selagi dia masak, kami banyak ngobrol tentang jenis kayu yang dia pakai untuk masak, terus anaknya bisa masak kayak dia apa gak, umurnya berapa, hobinya apa, yang pernah ke sini siapa saja, wah pokoknya banyak. Saya sampai dikira wartawan gegara sudah ngajak ngobrol, minta foto pula hahaha. Terus masakannya si koko gimana? ENAK BANGET. Sudah itu saja. Gak bohong, enak banget. Oh iya Rumah Makan Florida menyajikan makanan non halal, jadi kalau mau nasi goreng merah pakai daging babi, tinggal bilang saja ‘nasi goreng spesial’.
Bakso Ati Raja
Saya pernah tanya ke teman saya di Makassar, kenapa si Bakso Ati Raja terkenal? Emang gak ada yang lebih enak dari ini? Teman saya hanya bilang, ya karena ramai mbak hahaha. Kalau saya ditanya, saya akan jawab karena bakso di sini khas Makassar banget. Dia baru akan jadi sangat enak kalau pakai jeruk nipis. Asli enak banget. Baksonya kan polos banget ya hanya kuah dan bakso, ya paling sama kondimen biasa. Tapi dia gak ada mi atau tahunya, sungguh minimalis. Makanya harus dibuat sensasional dengan jeruk nipis. Terus karena almarhumah teman saya suka banget makan bakso goreng nyuknyang, saya jadi punya alasan untuk selalu mampir ke sini meski sekarang sudah gak makan bakso lagi. Eh tenang, teman saya gak gentayangan di sana kok hahaha.
Otak-Otak Ibu Elly
Dari semua otak-otak yang pernah saya makan di Makassar—yang biasanya jadi cemilan jackpot gitu, memang otak-otak Ibu Elly paling enak. Paling ikan, paling gurih, dan paling mahal hahaha. Ya ada harga ada rupa ya pemirsa. Dulu pas kecil, Bapak saya pernah bawain otak-otak semacam ini pas doi pulang dinas. Sejak saat itu saya terpatri bahwa mending beli otak-otak mahal sekalian tapi puas, daripada di abang-abang tapi kayak makan sendal jepit. Anyway, meski rasanya enak dan pelanggannya sudah merajalela, beli otak-otak di sini bayarnya cash keras banget. Gak punya EDC dia. Saya lupa nanya apakah bisa transfer apa gak, tapi si mbaknya gak friendly jadi yauwes lah. Kita sampai jalan dulu ambil duit ke ATM buat bayar. Katro betul Ibu Elly ini. Oh selain otak-otak, dia suka ada kayak lepet isi ikan gitu namanya gogos. Enak banget juga. Nagih!
5 Comments. Leave new
Aku ga bisa bilang lagi kalo kuliner makasih sih mbaaa :D. Sukaaaaaaaaaakkkk byanget pokoknyaaaa. Pas outing HSBC bbrp THN lalu, kami ke makasar. Duuh aku puas Ama segala kuliner nya. Kurang bangt waktunya, cuma pas weekend , jadi makanan yg dicoba blm terlalu banyak :D. Pasti sih aku bakal balik lagi kalo makasar.
Dari sekian tempat di atas, syukurnya Otak2 ibu Elly, nyuknyang tayami, Karebosi, Dinar seafood, udh ada di Jakarta. Dinar seafood memang top laaah. Segeeer bgt ikan2nya dan bumbu seafoodnya. Mahal, tp worth it Ama rasa :D. Nyuknyang tayami aku blm sempet coba, Krn lumayan jauh di Jaksel. Ntr deh kalo main kesana :D.
Naah bener tuh mba, mayoritas masakan di sana pasti pake jeruk nipis. Gilaaa sih rasa kuahnya lgs jooosss banget. Apalagi tambahin sambel yg banyaaak beuuugh, ga brentiiii :p. Kalo kesana lagi aku hrs bawa obat kolesterol sih
Kok kuliner makasih sih hahahah. Ini auto typing kadang nyebelin memang :p
Wakakakak kaget aku pun kok tau tau makasih. Memang kalau ke Makassar itu kulinernya yahud. Apalagi fakta bahwa tiap daerah punya cita rasa coto yang beda, sama kayak di Jawa kan soto banyak banget jenisnya ya. Itu pengin tak cicip semua deh (kuahnya doang tapi wqw). Mba udah pernah coba yang ada di Jakarta? Sama gak sih enaknya? Temenku bilang di Kelapa Gading ada juga sop sodara warung pangkep, mayan mirip tapi katanya gak seenak aslinya.
Halo Mbak .. 😁
Cara mengulas makanannya bener2 detail banget, apalagi pas liat gambarnya langsung nelen ludah sendiri 😁
Makassar emang kulinernya ngiler-able semuanya ya.sepertinya menyenangkan sekali bisa nyobain banyak makanan di sana 😆
Hai Pak Guru. Hihihi makasih ya. Saya juga masih nelen ludah kalo baca lagi, pengin banget makan lagi. Nagih semua emang! Tulisan ini ulasan dari beberapa kali kunjungan ke Makassar, dan tiap ke sana, pasti adaaa aja makanan yang baru dicoba. Gak habis-habis. Enak semua!