Review: Mohini Komodo Resort, Labuan Bajo

Siang itu saya dan Mba Firda membuat keributan kecil di Bandar Udara Komodo. Salah seorang penjaja mobil sewa salah memberikan tarif ke kami, dan kami kira itu adalah harga yang sebenarnya. Jadi saat kami nego harga tersebut ke penjaja lain, dia malah sindir-sindir si penjaja awal, “Ah dia ini malah merusak harga pasar.” Setelah sindir-sindiran, akhirnya mulai saut-sautan terus tunjuk-tunjukan. Sumpah saya takut kami bakal diamuk bapak-bapak ini. Kami lalu diarahkan petugas bandara untuk melipir dan akhirnya diangkut oleh penjaja lain. Saat papasan dengan penjaja pertama di tempat parkir, kami minta maaf dan sungguh menyesal menempatkannya di situasi tadi.

Pertama tiba di Labuan Bajo, hati dibuat dagdigdug. Tapi pas tiba di tempat kami menginap, wah, mood dari yang terjun bebas langsung HAP naik kayak layangan di tengah langit. Alhamdulillah kami dikasih kesempatan nginap di resort hits lalu lalang di Instagram yang sudah didatangi Andien, Ayla Dimitri, Awkarin, Mega Iskanti, Anaz Siantar, Her Journeys, Cindy Karmoko, Mariscka Prue, Febrian, dan lain-lain. Namanya Mohini Komodo Resort.

Nah di artikel ini, saya akan review lengkapkapkap tentang Mohini. Saya akan cerita semua aspek penginapan dan pengalaman kami menginap selama 5 hari 4 malam, jadi kalau sobatqu mau nginap sini, sudah tahu bibit bebet bobotnya. Cekidot ya gan!

Location

❤️ — Mohini letaknya jauh dari pusat keramaian, sehingga sungguh peaceful dan kondusif buat quality time. Apalagi dekat dengan bukit-bukit, jadi punya banyak spot untuk menikmati matahari terbit dan terbenam. Jalan kaki atau 500m ke bawah, langsung ketemu Amelia Sea View atau biasa disebut Bukit Silvia. Menikmati sunrise di sana sama dengan bertemu surga dunia. Selain urusan bukit, jalanan utama di depan Mohini juga sepi dan beraspal, jadi bakalan nyaman banget kalau mau jogging atau jalan santai.

💔 — Karena jauh dari pusat keramaian itu, bikin lumayan susah kalau butuh jajan-jajan darurat misalnya beli Autan, pembalut, obat-obatan, ciki, mi instan, minuman dingin, dan sebagainya. Terus kalau mau ‘turun gunung’ pun harus naik mobil atau motor, jadi lumayan nambah cost. Catatan yang naik kendaraan, jalan utama dari pusat keramaian ke Mohini itu meliuk-liuk, lampu jalanannya aneh banget dia terangnya gak lebar dan masih ada jalan yang gak ada lampunya, jadi harus ekstra hati-hati ya kalau malam hari.

What they can improve?

1. Bikin fasilitas bersama selain kolam renang. Akan sangat asik ketika Mohini menyediakan bakaran ikan yang bisa kita pinjam, lalu kita bikin bakaran ikan yang dibeli di Pasar Wae Kesambi, terus makan ramai-ramai sama tamu resort lainnya. Mohini itu kecil dan sangat homy, jadi aktivitas kayak gini pasti seru. Selain itu, karena di masing-masing kamar gak ada kulkas, maka Mohini bisa sediakan kulkas satu besar untuk rame-rame tamu. Kebayang kemarin kami belanja mangga terus pengin mangga dingin kan wkwk.
2. Ada menu mi instan buat sarapan plisss! Sama jus-jus lucu gitu ya!
3. Karena lokasinya lumayan far way dari peradaban, it would be nice if Mohini punya bundling package kamar + motor. Harusnya yang bundling gini lebih ekonomis ketimbang beli terpisah ya. Terus motornya juga diperhatikan benar kondisinya, gak papa gak ada plat tapi jangan rusak tengah jalan wkwk.

Secara umum, saya happy nginap di Mohini. Apalagi saya ke sana setelah mengalami saat saat berat dalam hidup a.k.a kena covid wkwkwk, benar-benar bikin refresh mind, body, and soul. Di tambah cuaca labil di bulan November, yang kadang hujan, lalu langit biru cerah tanpa awan, hujan lagi, dan rumput-rumput di bukit bukannya hijau, tapi masih kering coklat kemerahan, bikin pengalaman main ke Labuan Bajo dan nginap di Mohini makin seksi. Semoga ulasannya bermanfaat. Kalau ada yang mau ditanya, tulis di kolom komentar ya.