“Kak, mau ke mana?” entah dari mana datangnya, ada adik kecil yang memanggil persis ketika motor yang saya gas kencang sedang berusaha melewati sungai kecil berlumpur. Saya paling benci jalan berlumpur, apalagi pas naik motor. Mba Firda yang siang itu jadi co-pilot dengan rendah hati selalu turun ketika menghadapi medan sulit contohnya seperti saat ini. “Ke air terjun, lewat sini kan?” jawab Mba Firda.
Jalan tikus di Labuan Bajo itu penuh jebakan. Dia kadang tipuan, kadang memang jalannya benar itu. Google Maps pun ya kumat-kumatan gitu. Mungkin sebenarnya kami bisa tetap percaya pada Goggle Maps, tapi sejatinya harus dikombinasikan dengan insting dan insting kami berdua bisa dikatakan NOL BESAR hahaha. Setelah si adik dengan polosnya mengatakan bahwa kami mengambil jalan yang salah dan air terjunnya masih depanan sana, kami pun putar balik yang artinya saya harus melewati sungai kecil berlumpur itu lagi. Entah jika si adik gak muncul dan memberi tahu, mungkin kami sudah mandi lumpur. Oh ya, tenang, itu adiknya sosok nyata. Dia naik motor dan motornya nempel tanah. Badannya juga gak tembus pandang.
3 Comments. Leave new
Duh aku mau ketawa tapi kok ya ga tegas jugaa denger pengalaman kalian dorong motor. Itu kebayang siiih gempornyaaa .. betiis bekondeee langsung wkwkwkwkwk.
Tapi klao pemandangan selanjutnya cakep2 begini, terbayar lah yaaaa :D. Inget2 aja mba, traveling tanpa ada kejadian sial, kayak sayur tanpa garam hahahahah
Kalau diingat-ingat ya memang bikin ketawa juga sih. Pas di sana pun ya aku ngtawain Mba Firda yang nginjak sendal si kakang bengkel. Trip kali ini tuh memang beda banget sama terakhir aku ke sana. Kalau waktu itu aku dapet manisnya banget. Semua serba lancar dan disediakan. Kali ini semua sendiri, dan memang ceritanya jadi banyak banget. Seru lah!
Aku baru baca lagi dan ngakak sampe bengek.. hahaha