Entah ada angin apa (karena kita sedang musim hujan-yang-angin-anginan wkwk), belakangan banyak orang-orang yang membahas Nepal dan bertanya-tanya hal ini itu ke saya. Memangnya saya ini apa? Travel blogger? Iya sih. Nah karena Nepal itu sungguh menyenangkan untuk dieksplor dan saya adalah travel blogger yang berpedoman pada azas sharing is caring, saya persembahkan 20 nasihat buat kamu-kamu yang hendak menjadi Nepal First Timer.
Tentang Nepalnya
1. Nepal sangat menawan, bagi yang suka traveling untuk mengeksplorasi kultur, budaya, dan hal-hal yang khas. Bagi dikau-dikau yang lebih suka main ke mall atau belanja barang-barang branded murah, tidak disarankan main ke Nepal. Apalagi yang mengharapkan kemewahan haqiqi seperti kota yang vibrant atau taksi mewah atau elegansi khas buatan manusia modern, sudah mending tiket Nepalnya kasih saya saja.
2. Orang Nepal tidak sama dengan orang India dan mereka akan mengakuinya secara terbuka misalnya saat kita terlihat mencurigai tawaran taksi mereka. Konteks berbeda ini adalah di level keculasan dan kecurangan dan bau badan wkwk. Orang Nepal jujur, tidak sembarang menaikkan harga untuk turis, dan mereka baunya tidak bzzzzzt (if you know what I mean ya gaes wkwk). Jadi perlakukan mereka dengan baik seperti kita mau diperlakukan, oke? Namaste~
3. Orang lokal sangat helpful dengan turis, jadi tidak masalah bertanya macam-macam dan minta diantarkan ke tempat yang kita tidak tahu. Tipsnya adalah tidak usah pakai basa basi “Do you speak English?”, langsung permisi dan tanya saja. Bahkan jika kamu bertanya sama petugas patroli, bisa diajak ngobrol sambil jalan-jalan.
4. Tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Nepal, kita harus transit dulu. Nah supaya tidak kena biaya visa transit, pilih penerbangan yang mampirnya ke Negara Asean seperti Malaysia, Singapur, Thailand, dan Vietnam. Kecuali kalau naik China Southern dan harus transit di Guangzhou, atau naik Air China lalu transit Beijing, maka ya ada PR tambahan wkwk.
5. Guna menghemat energi, pemerintah Nepal memberlakukan sistem byarpet alias pemadaman di jam-jam tertentu. Nah supaya tetap mendapatkan pasokan listrik yang cukup, banyak penginapan yang memiliki solar panel atau genset. Jadi ketika listrik masih ada, sebaiknya kita langsung charge semua electronic devices sampai penuh. Makanya sangat disarankan untuk membawa stop kontak 4 lubang atau lebih—buat yang bawa kamera 5 biji sekali jalan wkwk. Fyi, colokan di Nepal menggunakan tipe C, tipe D, dan tipe M. Kalau tipe C itu yang dua lubang, seperti yang biasa ada di Indonesia. Kalau tipe D dan tipe M ini lubangnya 3, hanya beda pattern-nya saja
Tentang Makanannya
6. Makanan halal mudah ditemui di Nepal. Pun jika tidak menemukannya, banyak restoran vegetarian yang juga aman untuk dimakan. Dan zuzur ya, makanan di Nepal enak-enak semua! Sangat full of spices! Buat yang suka makan masakan Padang atau Manado atau Palembang atau Medan atau yang penuh bumbu yang agak strong, lumayan tidak akan terlalu kaget ketika makan di Nepal. Tapi jangan khawatir, rasanya tidak aneh. Rasanya sangat khas dan enaknya tiada dua. Kalau lambungnya tidak cocok dengan terlalu banyak bumbu atau makanan pedas, siap-siap obat maag ya.
Baca juga dong: Makanan Maha Enak di Nepal
7. Dan jangan takut jangan khawatir jika ditawari mouth freshener ketika membayar makanan di kasir. Itu benar-benar penyegar, bukan jebakan betmen. Rasanya benar-benar enak dan membuat mulut seketika terasa bersih dan netral. Minta yang banyak juga boleh. Kesegaran yang dirasakan jauh lebih enak dari kumur-kumur mouthwash, mungkin karena menggunakan bahan-bahan alami (dan gratis).
Tentang Biaya Hidupnya
8. Biaya hidup di Nepal masih sangat terjangkau bagi kita-kita orang Indonesia. Tidak ada yang terlalu mahal disana mulai dari makanan, akomodasi, sampai transportasi lokal. Yang mahal itu kalau beli-beli kain bordir cakep-cakep, selendang Kashmir (yang asli ya, no kawe kawe), sama kalau mau naik gunung atau ambil paket wisata mevvah. Sisanya terjangkau kok.
9. Mata uang Nepali Rupee (NPR) bukan lah mata uang populer, jadi mungkin akan sedikit sulit menemukan money changer yang menyediakan NPR di Jakarta. Kalau pun ada, biasanya tidak banyak. Nah di Nepal itu tidak sulit kok kalau mau tukar uang. Hanya saja sebaiknya tukarnya dalam bentuk dolar US ya, karena rupiah disana tidak laku wkwk. Banyak money changer bertebaran khususnya di daerah touristy seperti Thamel dan Pokhara. Rate-nya cenderung sama dan biasanya orang money changer asyik diajak ngobrol.
Tentang Traveling-nya
10. Masuk Nepal itu tidak susah gaes. Visa on Arrival sangat memudahkan, petugas imigrasinya pun ramah sekali seperti habis naik gaji. Harga visa saat tahun 2016 adalah USD25 per orang, bayar bisa pakai dolar lalu minta kembalian NPR. Oh untuk menghindari antrian pengisian arrival form, mending download dulu disini karena form ini tidak dibagikan di pesawat.
11. Setiap kota di Nepal itu khas. Jadi kamu mau stay di Pokhara, Sarangkot, Bhaktapur, Lumbini, Chitwan, Nuwakot, Patan, Panauti, Janakpur, Nagarkot, bebashhhh. Semua sangat eksotis! Saat saya ke Nepal tahun 2016 lalu, saya menghabiskan beberapa hari di Kathmandu dan Pokhara. Sudah baca ceritanya kan gaes? Kalau mau tambahan referensi, sila cek foto-foto ciamik Mas Alexander Sriewijono, Mas Bartzap, siapa lagi ya? Sek tak cari lagi yang lain wkwk.
12. Dan di Nepal juga angka kejahatan rendah. Tidak ada perilaku nakal saat ada gadis-gadis muda centil lewat sambil kibas-kibas rambut, tidak ada yang khawatir memarkir motor sembarangan, tidak ada turis yang sedih karena kehilangan kamera atau handphone, juga tidak ada tipu-tipu culas yang biasa turis terima saat masuk tempat wisata atau naik kendaraan umum. Tapi jangan jadi blo’on juga gaes, tetap jangan mau ya kalau diajak pergi ke pojokan sama orang asing atau titip barang bawaan berharga ke orang yang tidak dikenal, karena seperti kata Bang Napi, waspadalah!
13. Kepada gaes-gaesqu yang tidak sempat pesan hostel/guest house (jangan tanya soal hotel sama daku ya wkwk) padahal waktu keberangkatan sudah di depan hidung, tenang saja, di Nepal penginapan ada banyak. Jadi jika ingin go show pun masih bisa kok. Berapa rate paling murah? Saya pernah $6 dan puas sekali pemirsah! Kasur kapuk tidak masalah selama ada kipas angin dan WiFi. Tidak jarang mereka menyediakan air minum bahkan ada yang menyediakan kopi atau teh masala gratis. Mayan bosqu~
14. Kalau mau eksplor Nepal, tidak usah pakai sepatu kets putih cling yha atau yang mencolok gimana gitu. Bukan takut maling atau kotor, tapi supaya kita tidak terlihat terlalu berbeda. Saya tipe orang yang menyesuaikan diri dengan kondisi tempat yang saya datangi. Jadi saat di Nepal, gunakan lah pakaian, sepatu/sandal, dan dandanan yang berprinsip pada kesederhanaan. Tidak usah sok glamour, situ bukan mau foto bareng #girlsquad.
15. Jika kamu beranggapan ke Nepal hanya soal pemandangan maha indah gunung-gunung tertinggi dunia, maka mulai detik ini juga ketahuilah, Nepal is so much more than snowy mountain. Ada Trishuli River yang bisa kamu arungi, ada Chitwan National Park, ada Kathmandu Durbar Square, ada World Peace Pagoda, stupa-stupa eksotis, wah Nepal itu tidak ada matinya! Suwer!
16. Ada seorang teman yang bertanya begini, “Gue kesana mending pakai tour guide apa gak Tin?”. Jawabannya tergantung. Kalau mau naik ke Annapurna mah iya pakai guide, ngana mana tahu jalan disana kan ya, dan medan pegunungan bersalju itu tidak main-main lho, jangan samakan dengan Papandayan. Kalau keliling kota saja, ya tergantung sih, selera masing-masing. Tapi kalau mau saran, tidak usah. Jelajah kota Nepal sendiri sangat seru! Apalagi sampai get lost, bisa menemukan banyak hal menarik di pelosok-pelosok gang dan sudut-sudut kuil.
17. Kalau kamu mau naik gunung tapi malas bawa perkakas seperti jaket tebal, carrier, sepatu gunung, balaclava, atau perkakas lainnya, kamu bisa beli saja di Nepal karena banyak juga toko yang jual barang-barang pendakian second-hand. Setelah mendaki dan tidak mau dibawa pun kamu bisa menjualnya lagi.
18. Tidak perlu pusing masalah jaringan internet. Meski bukan yang terbaik, tapi WiFi di hostel-hostel Nepal tidak membuat emosi kok. Saya pun merasa diuntungkan dengan adanya fasilitas maha-penting ini hampir di seluruh hostel yang saya inapi, saya jadi tidak perlu beli SIM Card lokal dan tetap bisa akses media sosial karena konon beli SIM Card di Nepal sungguh tidak semudah memasak agar-agar.
19. Bertemu dengan orang lokal yang nyentrik? Maksud saya, mereka dengan dandanan khas, yang sangat lokal atau kedaerahan, atau ada juga Jika kamu bertemu dan ingin memotretnya atau foto bersama, jangan lupa untuk setelahnya kamu kasih sedekah ya. Kasih saja, jangan minta kembalian.
20. Nepal adalah negara berdebu. Kualitas udara di kota besar seperti Kathmandu dan sekitarnya lumayan bisa bikin batuk-batuk ciyn. Jadi pastikan sebelum ke Nepal, kamu tidak sakit batuk, pilek, ISPA, asma, dan tidak sedang jerawatan. Ndak tambah parah nanti. Kualitas air juga sebenarnya tidak bisa dipercaya sih, jadi mending minum dari air kemasan saja. Belum pernah minum air pegunungan Himalaya kan? Wkwk.
Kira-kira itu lah yang bisa saya sampaikan buat kamu yang hendak bertolak ke salah satu negara favorit saya itu. Percaya lah, Nepal is really worth to visit khususnya bagi umat yang haus pengalaman dan jelajah eksositsme khas negara berbudaya. Kalau mau ke Nepal, kabari ya. Cek di sini untuk tahu kapan waktu terbaik mengunjungi Nepal.
9 Comments. Leave new
Ayo ayo main ke Nepal, kontak kami yah kalo uda ada cerita disana
-gepenk-
Nama yang paling sering disebut di blog ini
kayaknya bagus ya mbaa, jadi kepengen ke Nepal juga 🙂 Thanks for sharing mbaa, salam kenal yaa 🙂
Isssshhh, baca ini bikin pengen banget ke Nepal euy.
Ini negara yg pengen banget aku datangin. Beda ama negara, tetangganya , india , yg sampe skr blm kekumpul nyali mau datangin :p. Dulu aku pernah punya temen kuliah dari Nepal. Mereka memang baik2, ga bau, dan ga setengil mahasiswa dari India :p.
Wisata alam dan budaya, itu termasuk hobiku kalo sdg traveling. intinya aku menyesuaikan sih mba. Walopun wisata paling fav itu yg ekstreme, tp kalo ga nemu yg seperti itu di negara yg aku datangin, ya beralih ke wisata alamnya ato budaya.
taun depan kesana lagi aja apa ya kitah? wkwkwk
Iya aku juga pingin balik lagi jadinya Mba Donna :p
Salam kenal juga Mba Intan. Iya Nepal bagus, rasanya aku pingin kesana lagi agak lamaan gitu hehehe
Hahahaha, you know what I mean about bau ya mba wkwk. Wah suka yang ekstrim yah! Contohnya gimana mba? Apa yang paling ekstrim yang pernah dilakuin?
Pengen kesana lagi nih pas gak lagi monsoon dan sebelum harga tiket2 masuk disana naik