‘Pilot boleh brewok gak?’ dan Jawaban atas 15 Pertanyaan Lainnya di Pesawat

Saya sedang tergiling-giling sama salad. Ke kantor bekal salad, pas mau jalan-jalan pun saya bawa salad termasuk pas bepergian naik pesawat. Sebelum-sebelumnya, saya beberapa kali bawa bekal buat naik pesawat. Pernah bawa ayam KFC, nasi goreng, kentang kukus, donat, pisang, dan so far semuanya masih terasa baik-baik saja, gak ada perubahan rasa atau aroma gimana gimana gitu. Gimana kalau salad yang dia tuh gak dimasak?

Di tulisan sebelumnya saya cerita kalau pas terbang, indera pengecap kita akan less-sensitive untuk rasa asin dan manis. Faktornya banyak mulai dari bunyi mesin pesawat, tekanan di kabin, dan udara kering. Kita hanya bisa merasakan senggaknya hanya 30% dari keseluruhan rasa asin dan manis itu. Sudah gitu, kondisi hidung kita ketika di pesawat itu sama dengan pas lagi pilek. Bukan, bukan masalah ingus melainkan sama-sama less-sensitive of smells.

Nah untuk raw salad dengan VCO, air asam olives, jagung manis, dan rasa sayur itu ternyata rasanya gak banyak berubah gengs. Hanya jadi agak kesat dan rasa daunnya jadi kurang ‘daun’ gitu, tapi overall masih rasa salad yang biasa saya makan. Kenapa? Sama hal-nya seperti tomat yang ada asam-asam lucunya gitu, air asam olive juga gak berubah rasanya. Yang jagung manis gimana? Yes, dia less-sweet, lucu banget. Ohiya nilai plus makan salad di pesawat juga adalah kelembaban bibir tetap terjaga meski tekanan udara mengambil semua cairan di tubuh kita. Asyiq kan.

“Cuci mobil aja capek gini, gimana cuci pesawat yah yang segede gitu ya?” tanya saya suatu hari ke Bapak saya saat membantunya cuci mobil dulu pas masih kecil. Ujungnya sih tebak-tebakan karena Bapak saya gak tofu juga wkwk, tapi masih penasaran banget, pesawat dicuci gak sih? Segede gaban itu, masa iya ada yang mau nyuciin?

Jawabannya adalah of course my darling, badan pesawat dibersihkan secara berkala karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Berani kotor itu baik, dan menjaga kebersihan lebih baik lagi wkwk. Selain itu, badan pesawat yang bersih itu dapat membantu pilot untuk melakukan pengecekan sebelum terbang (walk-around check). Bayangkan jika badan pesawat dekil dan penuh noda kotoran, retakan atau lekukan penyok pada badan pesawat mungkin gak akan terlihat pas pengecekan. Kan gawat yah! Plus-nya lagi, pesawat bersih akan lebih aerodinamis dan hemat bahan bakar, persis kayak mobil bulukmu yang habis keliling Jakarta, lalu dicuci, habis itu bisa lebih kebut jalannya wkwk.

Mencuci pesawat dilakukan selama periode tertentu menyesuaikan tipe pesawat dan seberapa sering dia mengudara. Dikutip dari Aviation Pros biasanya rentang waktu pencucian antara enam sampai delapan minggu. Kalau pesawat jarak dekat yang punya waktu parkir dan terbang lebih sering, biasanya bakalan lebih sering dicuci.

Okey, pertanyaan selanjutnya, gimana sih cara nyuci pesawat? Pakai sabun snow snow gitu gak? Pakai lap yang kayak gurita itu gak? Terus yang nyuci pesawat, habis itu pengsan gak? Dulu iya kali ya. Tapi seiring berjalannya waktu, perusahaan penerbangan mengkaji data dan pengalaman supaya proses ini lebih cepat selesai dan efisien. Makanya sekarang ini, sebelum pesawat mendarat dan hari itu jadwalnya dia dicuci, maka petugas sudah standby dengan semua peralatan.

Ada dua cara mencuci pesawat. Pertama, pakai air bertekanan tinggi yang disemprotkan dari ekor pesawat, badan, lalu hidungnya. Kalau kotor banget, air bisa dicampur pakai deterjen. Nah mencuci pesawatnya dilakukan dengan gerakan dari atas ke bawah biar efisien, kotorannya jadi ‘turun’ semua. Setelah bersih, pesawat dibilas pakai air dingin supaya seger brrrr.

Tapi rasa-rasanya mencuci dengan cara itu sungguh boroz air gak sih? Apalagi kalau mencuci AirBus A380, wah air buat mandiin warga sekampung tujuh tahun berturut-turut gak cukup kayaknya. Nah ada metode kedua yaitu menggunakan bahan kimia tertentu yang dapat melarutkan kotoran selengket apapun, termasuk upil-upil peperan petugas bandara. Maskapai Emirates adalah salah satu penganut setia dry-clean dan pesawat jadi hanya perlu dicuci 3 kali saja selama setahun! Hmmm. Antara efisien atau pesawatnya gak laku wkwk.

Sebelum kita membahas soal cara membersihkan, mari kita cari tahu, memangnya bagian dalam pesawat tuh sekotor apa sih? Ternyata gengs, sebuah studi bilang bandara dan pesawat itu jauh lebih kotor ketimbang rumah kita lho! Waw! Katanya sih karena orang yang keluar masuk lebih banyak dan terus-menerus gitu. Kita tahu bahwa setiap orang membawa kumannya masing-masing, dan kalau semua berkumpul di bandara, terus naik pesawat, terus mampir bandara lagi, yasudah itu jadinya tukar menukar kuman dan bakteri.

Si studi itu juga bilang bahwa bagian paling kotor di dalam pesawat adalah meja tray! WHAT!!!1! Jadi, jadi, selama ini, yang kita pegang-pegang, kita taruh makanan yang kalau jatuh masih diambil dan dimakan lagi karena belum 5 menit, yang suka dipakai sandaran tidur juga, adalah tempat terkotor di pesawat!!!??? Ya baiiik, besok-besok jangan lupa untuk selalu bawa tisu basah antiseptik ya buat bersihin meja, sekalian sama arm-rest dan remot TV-nya.

Oke lalu gimana cara membersihkan kekotoran durjana di dalam pesawat? Sebenarnya petugas juga membersihkan meja dan arm-rest dengan cairan anti-bakteri, tapi ingat, itu gak setiap hari, jadi tetap bawa tisu antiseptik ya. Selanjutnya bagian dinding atau atap bisa dibersihkan biasa saja. Nah untuk lantai karpet, lantai dapur, dan toilet, petugas menggunakan sabun khusus entah yang berbusa atau kering gitu saya kurang tahu sih.

Pembersihan besar-besaran kayak gitu tuh gak dilakukan setiap pesawat mendarat gengs, melainkan ketika di akhir hari atau ya kalau lagi malas, bisa sebulan atau setahun sekali wkwk. Jadi memang sudah wajib kita inisiatif mengurangi kekotoran itu supaya gak ikutan nempel dan liburan bareng kita. Tapi kenapa sih bagian dalam pesawat gak dibersihkan setiap hari? Lanjut ke trivia beriqutnya.

Pesawat parkir antara 25 – 45 menit, terhitung sejak pesawat tiba dan pintu pesawat dibuka. Waktu parkir itu disebut juga ground time. Tapi pesawat juga bisa parkir agak lamaan alias standby (menjadi posisi cadangan saat gak dioperasikan) dan bisa jadi lebih dari 45 menit, bahkan bisa seharian penuh. Pesawat sebenarnya diusahakan untuk terus produktif terbang karena biaya sewa lahan parkir pesawat itu mahal gengs dan bayarnya gak bisa pakai uang elektronik.

Selama ground time itu, prosesi yang dilakukan antara lain disembarkasi, dilanjutkan dengan offloading dan loading trolley makanan, pergantian air bersih, pembersihan septic tank pesawat, pembersihan tempat duduk dan meja, penyerahan dokumen manifes penumpang, juga pengisian bahan bakar. Wow! Banyak juga ya, bosqu! Apakah touch up make-up juga termasuk?

Karena waktu yang terbatas dan banyak hal krusial yang harus dilakukan, awak kabin gak bisa tuh tahu-tahu cuci karpet atau lap semua meja tray. Makanya ada baiknya kitorang yang di pesawat ikut membantu para awak kabin dengan bertanggung jawab dengan kebersihan dan sampah sendiri (please jangan tinggalin sampah di kantung kursi!), hati-hati saat makan dan minum supaya gak tumpah, jangan peper upil sembarangan, berhati-hati dengan properti pesawat, dan bersih menggunakan toilet.

GAEESSS YOU KNOW GAAAK kalau air di toilet pesawat itu bisa diminum? Konon air yang digunakan di pesawat berasal dari satu tangki, baik untuk minum, toilet, ataupun kebutuhan air lainnya. Jadi tangki air bersih di pesawat itu potable alias bisa diminum. Tapi saya kasih tahu sesuatu. Jenny, seorang pramugari yang telah mengudara selama 20 tahun lebih ini bilang bahwa dia gak akan pernah mau minum air kran pesawat dan gak selalu percaya dengan kebersihan tangki.

Gak hanya Jenny. Sebuah jurnal penelitian juga mengatakan tangki air pesawat adalah tempatnya mikroba-mikroba untuk tumbuh karena dia jarang dibersihkan. Tambah lagi tahun 2004 silam, Environmental Protection Agency (EPA) ambil sampel air dari 300 pesawat dan menemukan 15%nya mengandung bakteri e-coli. Jadi daripada minum air putih atau minta teh atau kopi, mending minta air yang botolan saja atau kamu bawa sendiri ya.

Kabar sedihnya, saya pernah minum air kran pesawat. Saya lupa kapan, tapi waktu itu saya kehausan sekali dan pesawat gak kasih minum (sudah pasti ini pesawat LCC wkwk). Saya gak mau beli karena penerbangan singkat dan sayang banget harus pakai botol plastik. Akhirnya saya minum air kran. Saya minum air e-coli itu. Kamu tahu gak gengs, kuman-kuman di pesawat dan bandara bisa bikin kita kena TBC juga hepatitis A. Wakss ngeri bat! Pokoknya jangan minum air dari pesawat yah! Jangan minum botol orang sebelah juga, kan gak kenal.

Saya selama ini berpikir pesawat ngerem hanya saat dia mendarat, tapi ternyata bisa juga ngerem di udara lho. Pesawat dapat mengurangi kecepatan atau pengereman di darat maupun di udara. Kalau di darat, biasanya pas berjalan di taxiway menuju apron (tempat parkir pesawat). Caranya pun tak berbeda dengan kendaraan beroda pada umumnya. Bedanya, pengereman di pesawat tak hanya mengandalkan rem roda tapi juga katup udara.

Jadi kan sumber tenaga gerak pesawat itu ada di mesin pesawat. Pas ngerem, alat berbentuk katup (dikenal dengan thrust reverse) akan menutup aliran udara pada mesin pesawat sehingga tenaga dari mesin pesawat akan dibalikkan ke arah depan. Efeknya, pesawat akan melambat.

Selain itu, ada lagi yang namanya spoilers. Bukan, ini bukan tukang bocorin cerita film, tapi panel-panel di atas sayap yang akan terbuka ketika mendarat. Kalau kamu duduk di dekat sayap pasti bisa lihat. Sebenarnya spoilers juga bisa terbuka pada saat ada perintah ngerem dari air traffic control, tapi hanya sebagian saja. Lalu apa yang terjadi kalau semua panel dibuka? Pesawat akan kehilangan daya angkatnya (stall) terus bisa jatuh.

Pesawat punya dua pergerakan yaitu di darat dan di udara. Kalau pas lagi terbang, pesawat gak bisa terbang mundur kayak burung hummingbird. Tapi di darat, dia bisa lho jalan mundur. Waw!

Pas lagi nongkrong transit di bandara KLIA, saya pernah lihat pesawat jalan mundur. Lucunya pesawatnya bukan mundur sendiri melainkan didorong oleh kendaraan kecil bernama push back car atau ada juga yang sebut towing car. Kok gitu yha? Kenapa gak ada gigi R di pesawat?

Gini gengs, pesawat penumpang umumnya dirancang dengan one way air flow, artinya pesawat bergerak dengan mesin turbofan yang cara kerjanya menghisap udara dari depan dan membuangnya sebagai tenaga ke belakang. That’s why pesawat hanya bisa bergerak maju saja. Pesawat dapat bergerak mundur dengan bantuan push back car, sebuah kendaraan kecil yang ditempatkan di roda depan pesawat.

Sobatqu yang pintar nan cemerlang mungkin bertanya, kenapa sih gak dibuat bisa mundur sendiri? Ternyata tenaga yang dibutuhkan untuk mundur terlalu besar dan boros avtur gengs, jadi mending pakai bantuan mobil dorong saja. Ada beberapa pesawat yang bisa jalan mundur sendiri dengan thrust reverse khusus, tapi cuman beberapa kok.

Biasanya pas pesawat sudah safely landing, orang-orang sudah bangun, ambil tas di kabin, lalu siap-siap mau keluar tapi kemudian masih harus menunggu pintu yang tak kunjung buka padahal kokpit sudah kasih instruksi  “Flight Attendant, doors may be opened.” Kenapa yha? Apakah harus menunggu sampai garba rata menempel? Atau biar iseng saja? Hus, jangan suudzon!

Ini ada kaitannya dengan tekanan udara, gengs. Pas pesawat ada di ketinggian, tekanan udara akan semakin kecil dan oksigen menipis. Sehingga udara perlu dikondisikan dalam tekanan udara tertentu agar kita-kita makhluk durjana ini bisa bernafas bebas di pesawat. Nah pas mendarat dan tiba di parkiran apron, pintu pesawat gak bisa langsung dibuka karena tekanan udaranya masih belum sama. Jadi meski sudah ada instruksi dari kokpit, awak kabin tetap harus memastikan tekanan udara sudah sama baru bisa buka pintu.

Btw I curious nich, kenapa instruksi buka pintu selalu dalam Bahasa Inggris ya? Kenapa gak bilang “Bro n sis kabin, pintu sudah bisa dibuka ya, bye!” gitu? #brbpanggilRico (Ricooooo)

Pertama, berdoa kepada Tuhan. Kedua, memastikan semua sudah sesuai dengan data laporan mulai dari jumlah penumpang, jumlah awak kabin, dan semua barang bagasi sudah masuk. Pilot yang haqul yaqin lalu akan memerintahkan, “Flight Attendant/Cabin Crew, doors are closed, arm slide bar, and crosscheck!” sampai terakhir menerima konfirmasi dari flight service manager.

Pilot juga akan cek juga semua engine sudah berfungsi dengan baik, semua katup tertutup, dan semua pintu sudah benar-benar terkunci melalui tools yang ada di kokpit. Dengan keyakinan penuh itu, baru lah pesawat jalan dari apron menuju taxiway, lalu runway, dan cus terbang.

Video punya Rico di atas adalah pas dia naik pesawat dari Singapur ke Taipei dan mengalami turbulensi. Di bagian kiri yang gerak-gerak, itu namanya flaperon yang fungsinya membantu menjaga aircraft movement agar tetap stabil, singkatnya dia mereduksi guncangan. Nah makin banyak gerakannya, berarti guncangannya lagi kencang.

Saat turbulensi, penumpang gak disarankan untuk makan, minum, juga menggunakan gadget. Kenapa gitu? Makanan, minuman, atau benda yang penumpang gunakan seperti gadget dapat terlempar dan membahayakan diri sendiri maupun penumpang lain. Menurut Pak Habibie, pesawat berguncang menandakan gak ada retakan pada badan pesawat. Jadi sebaiknya, tetap tenang saat terjadi turbulensi. You’ll be okay. Jangan lupa dzikir.

Lha terus kok Rico malah rekam?

Gaesku ada yang pernah merasakan turbulensi di pesawat? Bagaimana rasanya? Ingin bertaubat? Saya belum pernah merasakan yang ekstrim sampai miring-miring atau nose down, tapi getaran yang seperti naik banteng-bantengan itu lumayan bikin saya menyesal suka ninggal solat wkwk.

Turbulensi adalah keadaan dimana pesawat memasuki arus udara yang gak stabil. Goncangan tersebut sebenarnya menandakan mesin pesawat tetap menyala dan terkendali. Turbulensi sesungguhnya gak berbahaya selama penumpang duduk dan mengenakan sabuk pengaman.

Zuzur saya gak pernah (atau pernah tapi gak sadar haha). Nah si Rico pernah nih. “Rasanya tuh kayak lo di pesawat, tahu-tahu hening gitu dan pesawat kayak mati gak terbang,” katanya. Kondisi ini namanya idle thrust.

Idle thrust bukan lah kondisi mesin mati melainkan pesawat menggunakan kecepatan minimumnya. Memang rasanya kayak mati mesin, tapi gak mati beneran kok don’t worry. Perintah idle thrust datang dari air traffic controller, biasa ditemukan di rute pendek atau saat antrean mendarat di jam-jam sibuk.

Suatu hari saya pernah lihat InstaStory teman saya yang merekam ada jejak es-es kecil di jendela pesawat. Lho kok pesawatnya membeku? Lho kok bisa? Kalau beku gitu, gimana mencairkannya? Siram air panas?

Jadi pesawat itu sudah dirancang bisa beroperasi di suhu hingga -40°C gengs, jadi dia tetap bisa mendaratkan mu di Iceland atau daerah Arktik sekalian. Nah untuk mencairkan esnya, pilot akan mengaktifkan penghangat pada bagian yang membeku. Mekanismenya mirip saat kita mengaktifkan penghangat jendela belakang mobil gitu.

Beda lagi kalau pesawat membeku pas masih parkir. Cara mencairkannya bukan pakai tombol, tapi disiram dengan larutan khusus oleh petugas bandara. Ada yang pernah lihat proses ini?

Bagian melengkung di ujung sayap pesawat namanya wingtip atau winglet. Bentuknya macam-macam, ada yang bentuk segitiga, kotak, trapesium, bundar, dan sebagainya. Fungsinya apa? Selain karena alasan estetika —setuju kan kau wingtip ini bikin sayap pesawat lebih keren?, wingtip berfungsi untuk memecah vortex alias putaran udara yang timbul karena ada tekanan dari sayap saat pesawat mengudara.

Eh, piye piye?

Jadi pas pesawat terbang, permukaan sayap yang lebar akan ‘bertabrakan’ dengan udara dan itu menimbulkan dorongan udara yang besar. Kayak pas terbangin layangan lalu harus sekuat tenaga menahan layangan ketika angin kencang gitu deh. Nah kalau ada wingtip, putaran udara (vortex) akan terpecah, mengurangi daya angkat, membuat penerbangan jadi lebih efisien dan hemat bahan bakar. Ini yang namanya little little cayenne pepper.

Iya memang gak ada, dan saya yakin teman-teman tahu bahwa pesawat terbang menuju tujuan dengan mengikuti koordinat. Eh tahu kan? Nah yang bantuin pesawat agar tetap pada koordinat dan waypoint yang benar adalah petugas air traffic controller atau AirNav. Selain memandu lalu lintas udara, petugas AirNav juga turut memastikan agar pergerakan pesawat lancar dan gak saling tikung menikung wkwk. Intinya sih mengutamakan keselamatan pesawat dan para penumpangnya.

Apakah petugas AirNav juga mengatur lalu lintas di lintasan darat? Tydac, mereka hanya fokus di udara, yang di darat bagiannya petugas tower bandara. Jadi tiap ada pesawat datang mendarat, petugas tower mengatur lalu lintas dan sequence keberangkatan juga kepergian pesawat hingga jarak tertentu. Jadi kalau kamu di pesawat dan antre di taxiway sebelum terbang, nah itu idenya petugas tower.

Kalau lagi di boarding room dan bisa papasan sama kru pesawat, saya suka perhatikan pilotnya. Biasanya looks so clean and fresh, dengan pakaian putih bersih, rambut tersisir rapih, dan wajahnya seperti habis wudhu. Gak semua, tapi kebanyakan gitu. Nah sebenarnya, pilot itu boleh brewok gak sih? Saya pernah lihat yang kumisan, itu juga gak begitu tebal. Belum pernah lihat yang brewok. Gak boleh ya?

Sebenarnya kalau brewok halus, boleh saja. Tapi kalau brewok sampai bisa bikin sarang lebah? Tentu tydac dong. Kalau pilot brewok lebat, nanti pas kondisi darurat dan harus mengenakan masker oksigen, maka gak akan menutup sempurna dan 15 menit oksigen darurat gak dimanfaatkan maksimal padahal pilot kan harus steady. Jadi sebaiknya memang jenggotnya yang halus lucu gitu saja.

Spesial pengalaman Rico pas lagi terbang, dia dapat pesan paling—ya gak aneh juga sih, tapi cukup membuat hamba bertanya-tanya. Pesan itu gak disampaikan melalui pengeras suara, melainkan di selembar tisu. Apa isinya? Nomor telepon pramugari! Waw!

Wait wait, gimana Rico yakin itu nomor pramugari, bukan pramugara? Dan kenapa ada yang kasih nomor ke Rico? Apa Rico tampak kesepian dan butuh bantuan sedot wc, eh maksud saya teman ngobrol di malam hari? Dan apakah pas tisu ini diberikan, ada kedipan mata dan kecupan manjah? Teman-teman gadisku ada yang mau kenalan sama Rico?