Pusat kota Innsbruck adalah lokasi turis. Semua lokasi wisata mudah dijangkau dari sini dan informasi lengkap ada di pusat informasi turis. Untuk menghemat perjalanan, kami membeli Innsbruck Tourist Pass yang berlaku 24 jam. Dengan kartu ini, kami bisa gratis masuk ke banyak kawasan wisata seperti gondola (Innsbruck punya tiga, kita bisa pilih salah satu atau naik ketiganya), museum, Alpenzoo, dan bisa pinjam sepeda juga. Para turis dengan Innsbruck Pass juga gratis naik angkutan umum tengah kota seperti bus dan tram. Asyik!
Kami lalu berjalan menuju Innsbruck Congress Station yang dari jauh sudah kelihatan atapnya mirip pesawat tempur (Zaha Hadid lho yang bikin). Dari sini, kami naik funicular Hungerburg untuk menuju stasiun pertama gondola, namanya Seegrube (1905m) atau ada juga yang menyebutnya Hermann Buhl square, di ambil dari pendaki legendaris Austria.
Di atas sini ada Seegrube Restaurant yang menghadap langsung ke Karwendel Nature Park, alias pegunungan salju dengan pepohonan dan ngarai-ngarai lebar. Kami sempatkan mampir untuk melihat-lihat suasana restoran, sambil menerka apakah kami bisa makan siang di sini atau gak (ternyata gak hahaha). Banyak orang bersantai sambil ngebir di sisi outdoor restoran, ada juga yang hanya ngumpul hahahihi. Saya pribadi gak suka tempat terlalu ramai (dan mahal wkwk), jadi kami memutuskan lanjut naik gondola ke Hafelekar (2256m).
Gondola hanya mengantar sampai Hafelekar, berapa meter berikutnya bisa dijangkau dengan trekking. Jalurnya mudah kok, hanya harus hati-hati karena suka licin. Kami terus trekking sampai ke palang salib Hafelekarspitze (2334m) dan menikmati pemandangan 360° Innsbruck. Di atas sini, kita juga bisa melihat bagian negara Jerman dan Italia—tapi saya gak tempe sebelah mana wkwk.
Saat trekking, kami bertemu eyang yang mendaki ke Hafelekarspitze. Kalau gak salah usianya sudah 90an, saya agak lupa. Si eyang mendaki perlahan, selangkah demi selangkah, sesekali mendongak untuk melihat jalur di depan, lalu menunduk dan berjalan lagi dengan sangat hati-hati. Eyang bilang bahwa dia sudah berkali-kali main ke sini, jadi sudah biasa. Mungkin saat muda, eyang adalah seorang pendaki dan Nordkette adalah salah satu gunung favoritnya. Banyak yang memotret eyang, entah memang niat mengabadikan atau untuk ngisi-ngisi media sosial menyuarakan motivasi. Eyang gak masalah dipotret, kamu ajak foto bareng juga mau.