

Saya ingat betul suasana Lombok pagi itu tahun 2016, pertama kalinya saya menginjakan kaki di bumi gora. Saya dan Mas Gepeng naik motor sewaan berkeliling membaur dengan sibuknya Mataram, kemudian saling pandang pas makan sate rembiga. Pandangannya mengandung dua makna: (1) ini sate enak sekali, (2) uang kita hanya cukup pesan satu porsi. Hahahaha.
Tapi kenyataan lainnya adalah kuliner Lombok begitu menggugah dan menarik! Kangkung bumbu sambal tomat dan butiran kacang tanah? Balung sapi kuah asam pedas? Ayam bakar pedas manis? Wuw dahsyat yaw. Bagi sobat pembacaqu yang mau ke Lombok dan pingin rekomendasi makan apa saja di sana, silahkan lanzut baca.
Ayam Taliwang
1. Ayam Taliwang Khas Pak Udin
Saposeee yang gak tau ayam taliwang Pak Udin ini? Hampir setiap blog atau kanal berita online yang saya baca kalau mau cari rekomendasi kuliner Lombok, pasti ada tempat ini. Lokasinya di Jln. Gelatik, Mataram, berada di lantai bawah bangunan ruko dan konon selalu ramai pengunjung.
Ada pengunjung ada rupa, ayam taliwang Pak Udin memang sedap rasanya. Bumbu pedas khas Taliwang yang merupakan campuran cabe merah kering, bawang merah, bawang putih, terasi goreng, kencur, gula merah, dan garam, sangat mudah dinikmati. Apalagi menurut saya, si Pak Udin ini lumayan tourist friendly karena gak begitu pedas dan porsinya gak berlebihan. Kalau memang mau merasakan lezatnya bumbu, pesan ayam yang dibakar, karena yang goreng kurang menggugah.
Supaya makan ayam taliwangnya lebih berselera, kamu bisa pakai menu pendamping seperti plecing kangkung, plecing terong (so good!), beberok (irisan terong mentah dikasih sambal tomat), sambal pelala, juga irisan timun.
Ayam bakar taliwang
Sambal pelecing ternyata juga pas untuk terong. Tidak begitu pedas membuat pilihan menu ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan
2. Ayam Taliwang & Seafood Kartika Jaya
Selain mencoba ayam taliwang yang direkomendasikan oleh teman, saya juga cicip yang di warung tenda pinggir trotoar. Jika lihat penampakan luarnya, ayam di sini lebih padat bumbu dan warna merah kehitaman manisnya sangat eksotis. Ternyata koki melapisi ayam dengan bumbu berkali-kali sehingga lumurannya lebih banyak dan ayam bakarnya lebih kaya rasa, proses pembakarannya pun api kecil sehingga bumbunya meresap pelan ke bagian dalam ayam.
Kalau dibandingkan dengan ayam taliwang lain, punya Kartika Jaya memang lebih basah dan tampak merah membara. Tapi percayalah, pedasnya masih manusiawi kok. Selain ayam bakar taliwang, warung juga menyediakan ayam bakar saus madu. Nah buat dikau yang mau coba bumbu taliwang pedas tapi manis-manis madu di tangan kananmu, silahkan pesan ini. Apalagi kalau kamu memakannya pakai sambal pelala atau plecing kangkung, pesta rasa memenuhi mulutmu. Enak banget!
Ayam bakar taliwang yang bumbunya lebih kental dan spicy.
Ayam bakar saus madu
3. Rumah Makan Taliwang Pertama
Saya kurang paham apakah ini benar RM Taliwang pertama di Lombok atau di dunia atau di mana, tapi ini adalah salah satu taliwang terenak dalam hidup saya. Ayam bakarnya cantik dan bumbunya pas, gak pedas berlebihan pun tetap kaya rasa. Lembut renyah dagingnya juga bikin nagih. Coba makan dengan beberuknya yang berkuah atau plecing kangkung bersama kacangnya!
Rumah makan ini pun punya minuman favorit banyak orang yaitu es kelapa cincau. Bedanya apa dengan minuman sejenis di tempat lain? Gulanya pakai madu! Paling cocok di minum setelah selesai makan, untuk ‘membersihkan’ mulut dari berbagai aroma dan bumbu masakan mulai dari pedasnya ayam taliwang, lezatnya plecing kangkung, dan cocolan sambal pelala. Benar-benar penyegar dahaga setelah makan pedas-pedas. Pssst, rasa madunya kayak madu Alshifa yang dijual sama teman kantormu itu wkwk.
Jika makan di sini ramai-ramai, maka kudapan akan disajikan seperti makanan padang alias numpuk-numpuk di tengah meja. Seru ya! Seperti ada pelangi yang siap kita makan. Selain makanan utama, kita akan disuguhkan tahu goreng, cocolan taliwang (plis cobain makan kerupuk kulit pakai kuah ini plis!), sambal kecap, sayur hitam (ini saya lupa namanya tapi rasanya segar), lalapan, beberuk, dan sebagainya.

Sajian cantik ayam bakar taliwang, sungguh menggoda!

Sayur hitam yang segar, ada yang tahu namanya?

Plecing kangkung terenaq!
Sate Rembiga
1. Ibu Sinnaseh
Dahulu kala, ada seorang ahli pembuat sate. Dia menjual sate-sate itu dirumahnya di Jalan Rembiga dan laris manis sehingga semua orang membicarakannya. Nah sejarah itu lah yang melatarbelakangi adanya sate sapi berbumbu pedas manis bernama Sate Rembiga (sejarah memang kadang gak perlu rumit wkwk).
Yang membedakan sate rembiga dengan sate lain adalah penggunaan gula merah pada campuran bumbu olesan daging yang menimbulkan rasa manis sedap pada daging. Jujur ini makanan paling enak yang saya cicip di Lombok. Manis dan bumbunya sungguh membuat mulut gak berhenti ngunyah. Apa yang membuat dia semakin spesial? Dagingnya empuk sekali pepemimirsasah!
Selain sate, Warung Ibu Sinnaseh juga menyediakan bebalung alias balung-balung sapi direndam dalam kuah kaldu yang pedas, ada juga pepes, urap, beberuk (pedas banget!), dan plecing kangkung (always forever ada di mana-mana). Mau bawa pulang sate rembiga untuk oleh-oleh? Tentu bisa, dan mereka akan membungkusnya dengan besek. Terus beseknya bisa buat alas tanaman deh~
Sate rembiga sedang dibakar
Sate Rembiga menurut saya adalah salah satu jenis sate terenak di Indonesia

Bebalung.
Seafood
1. Menega Seafood
Familiar dengan nama Menega Seafood? Buat kamu yang pernah makan seafood di Jimbaran, Bali, mungkin iya. Tempe kah kamu bahwa Menega di Lombok adalah kakaknya yang di Bali? Itu lah kenapa menu-menu makanannya gak jauh berbeda. Tapi karena ini kakaknya, konon mereka mengklaim bumbu orisinal ada di sini, dan yang di Bali itu sudah dimodifikasi macam-macam. Mengetahui hal itu, saya jadi penasaran, kayak apa sajian seafood di Menega Lombok?
Cumi bakar di sini menggunakan olesan pedas manis yang ringan dan ditusuk sate. Rasanya enak, tapi sayang saat itu cuminya kurang segar, jadi saya masih mencium sedikit amis. Saya juga coba ikan bakar dan kerangnya. Menurut teman saya, ikan bakar di sini sangat enak. Sedangkan saya sangat suka kerangnya, meski berbeda dengan yang di Bali. Yang perlu dimaafkan di sini adalah adanya serangga-serangga kecil apalagi kalau makan malam hari di bawah pohon. Serangga kok, bukan kuntilanak wkwk.
Baca juga dong: The Bali Food-Mile

Sate cumi bakar

Kerang bakar dengan bumbu pedas manis terkaramelisasi~
Kebarat-baratan
1. The Cowshed
The Cowshed tidak sengaja kami temukan saat pulang dari lihat matahari terbenam di Pantai Senggigi. Mencoba mencari review-nya di TripAdvisor—salah satu portal kepercayaan—akhirnya kami cicip makan disana. Menu utama disini tentu saja steak sapi dengan 6 menu utama: Tenderloin Ted, Sharp Shootin’ ‘Sir’Loin, Rosie Rump, Scotch Fillet the Kid, Tough T-Bone, dan Reef and Beef (steak sapi dikasih udang). Untuk saus, ada banyak pilihan diantaranya jamur manis, creamy mushroom, bearnaise, Jack Daniels BBQ sauce, creamy blackpepper, dan creamy wholegrain mustard.
Saya sendiri paling suka saus bearnaise karena terbuat dari yogurt. Daging dengan yogurt ternyata serasi gengs! Semua saus kita coba kecuali yang Jack Daniels. Saya rasa keunggulan utama The Cowshed memang ada di sausnya, saus yang gak akan kamu temukan di mana pun karena racikannya khas sekali. Untuk daging gak menggunakan banyak bumbu, sehingga memang harus dicocol ke saus.
Bumbu-bumu disediakan di meja
Sirloin dengan potato wedges dan dua jenis saus. Yang kiri putih itu adalah saus yogurt sedangkan sebelahnya adalah BBQ.
Jika kamu penggemar daging sapi yang perlu lebih ada rasanya, kamu bisa melumurinya dengan tambahan bumbu seperti olive oil, garam, blackpepper, saus sambal, juga tabasco. Semua bumbu disediakan di meja, tinggal kamu racik-racik sendiri. Satu-satunya yang saya sayangkan di sajian ini adalah daging saya datang dalam keadaan medium rare, padahal pesen rare. Jadinya saya harus mengunakan banyak saus karena saya butuh yang juicy kalau soal steak.
2. Pasta Pojok
Menjadi salah satu tempat makan yang eye catchy di kawasan Senggigi, saya tergoda mampir untuk makan siang. Pasta Pojok adalah restoran milik sepasang suami istri, yang mana si istri orang Indonesia, dan si suami adalah chef dari Italia. Tujuan mereka punya restoran ini adalah untuk menyajikan makanan otentik Italia dengan harga yang affordable. Terus apaqa tujuan mulia itu tercapai? Coba kita telaah dari salah satu menu andalannya: Pasta Pojok.
Baca juga dong: 17 Menit Terwas-was dalam Hidup #justinindyo ada di Cinque Terre
Menu ini berupa pizza tipis dengan saus tomat, homemade chicken sausage, mozarella, dan potongan paprika hijau—jadi sebenarnya lebih cocok dinamai Pizza Pojok wkwk. Yang saya suka dari pizza ini adalah dia tipis, rasa saus tomatnya light dan ada bumbu-bumbunya gitu (saya suka!). paling enaknya lagi adalah sosis ayam homemade-nya sungguh sungguh enak. Bentuknya gak percis sosis yang panjang-panjang gitu, melainkan lebih kayak daging cincang lalu dipadatkan sedikit. Dagingnya fresh, penggunaan bumbu rempahnya pun pas. Enak.
Yang gak approve dari saya hanya adonan rotinya yang tipis tapi ‘tembus’. Lha apaan maksudnya? Saus tomatnya rembes sampai roti pizzanya basah dan akhirnya lumer pas diangkat. Sayang banget. Jadi gak bisa makan pizza digulung atau makan dari ujungnya deh. Selain itu, dari ambience, keramahan, kebersihan, kerapihan, pontennya bintang.

Pizza pojok sedang dibuat.

Suasana dapur yang open kitchen.

Pizza Pojok, smoothies, dan welcome bread cocol olive oil.
3. La Chill Bar & Restaurant
Sekali-sekali ngerasain jadi anak kequinian nongkrong di tempat hits, saya coba menghabiskan sore dengan menyaksikan matahari terbenam di pinggir Pantai Senggigi sambil makan smoked salmon risotto, beef burger, fried hand-cut wedges, dan jus pisang. La Chill adalah tempat yang awalnya saya kira hanya akan ‘menang’ tempat, tapi their pricey food won’t be lovely at all. Lokasinya sudah dipinggir pantai, menyediakan meja lesehan dengan bean bag, lalu musik dijepije distel kencang-kencang, sudah nuansa party banget.
Tapi saya salah. Risotto-nya endulita! Agak overcook tapi racikan bumbunya enak dan pas sekali, gak creamy dan gak terlalu asin juga. Smoke salmon-nya juga membaur cantik dengan risotto, jadi rasanya sungguh salmon-salmon-everywhere. Untuk burgernya, saya hanya cicip dagingnya dan itu juga so good. Potongan dagingnya kasar sehingga terasa benar-benar daging. Ukurannya juga tebal dan bagian tengahnya sangat juicy.
Yang disayangkan adalah musik dijepijenya terlalu kencang, padahal saat itu gak ada juga orang yang party sambil mabu-mabu-an. Kayaknya kalau menikmati senja di pinggir pantai begini, lebih cocok stel Norah Jones sealbum.

Semua menu berkumpul di meja kecil.
Jadi gimana? Lapar? Haha. Lombok menyenangkan sekali. Menyenangkan hati dan menyenangkan perut. Enak enak sekali makanan di sini. Kamu kamu ada punya rekomendasi makanan di Lombok juga kah? Share ya.
10 Comments. Leave new
waaah, kamu sukanya rare??? hahaha, aku mah msh tahap medium rare :D.. rare ga berani ;p..
nah, aku jg bingung tuh mba ama org2 yg bilang ayam taliwang itu pedes.. krn dr semua restoran lombok yg jual ayam taliwang yg pernah aku coba, ga ada tuh yg pedes -__-.. semuanya normal2 aja… tapi kalo plecing kangkungnya, ituuuu baru pedes ;p.. jd sbnrnya bukan ayam taliwangnya kan yaaa..
Kayaknya sih gitu ya Mbak Fanny, soalnya belom nemu ayam taliwang pedes, Di Jakarta ada yang jual ayam taliwang dan keliatan 'membara' banget bumbunya, persis lumuran sambal gitu. Mungkin itu versi yang pedesnya :p
Lapar banget mbak, hahaha. Jadi penasaran sama rasa Ayam Taliwang dan Pelecing Kangkungnya. Selain itu aku masih penasaran banget kepengen ke Lombok. 😀
Wah asli nih hidangannya bikin ngiler semua 😀
Lombok memang gudangnya makanan enal untuk yg suka pedes. Sayur plecing di ksh sambel duhh jd kebayang enaknya.
Lombok buat saya sangat worth it to visit Mbak Riska. Bagus pantainya, orangnya ramah, penginapan murah, makanan enak. Semoga bisa segera main kesana ya 🙂
Semuanya enak banget Mbak Rita. Makannya gak hanya bikin ngiler, tapi juga bikin hati gembira 🙂
Sebenernya saya masih penasaran sama pedasnya makanan Lombok,, karena kemarin coba yang paling pedas si sate rembiga dan itu masih biasa aja sebenernya. Berarti masih harus eksplor lagi hahaha
Aduuuuh, saya suka banget Ayam Taliwang :O haha, cuma belum pernah makan Ayam Taliwang di Lomboknya, selalu makan di Bali soalnya~ dan plecing kangkungnya juga juara pedasnya, huh hah :)) jadi penasaran sama Ayam Taliwang Lombok, next time kalau ke Lombok mau coba salah satu referensi Ayam Taliwang di atas 😀 thanks for sharing mba~
Aku pun suka banget ayam taliwang, dan belom pernah makan yg di Bali hahaha, pernahnya makan di Ayam Taliwang Bali di Pacific Place, endulitaaaa!