Aneka Hidangan Swiss a la Grosmami buat Kamu Coba di Rumah

“Kalian suka croissant gak?” tanya Tante Seri via IG beberapa hari sebelum ketibaan kami di Bern, Swiss. Sungguh plan yang tepat untuk tiba di sana pagi-pagi karena selain melihat suasana Bern yang sejuk, kami juga bisa langsung sarapan. Pas sampai rumah grospapi grosmami di Ostermundigen, benar saja, sudah tertata rapih di meja makan: croissant renyah dan aneka roti lainnya, bersama dengan aneka keju dan beberapa jenis salami. Masih kurang menggoda? Semangkuk besar buah ceri juga disajikan!

Nah untuk makan siang dan makan malam, grosmami selalu masak buat kami dan saya berusaha ikut membantu entah potong tomat, mbalik-mbalik ayam, ngaduk saus pasta, atau naruh piring kotor ke dish-washer. Masakan grosmami enak-enak banget lho dan bisa kita bikin juga di rumah. Nih saya ceritain ya.

Steam Asparagus dan Caprese Salad

Salah satu salad buatan grosmami yang saya suka banget adalah caprese salad. Jenis salad ini memang biasa disajikan sebagai appetizer saat musim panas, mungkin karena bikin tenggorokan segar seketika ya. Apalagi ada suatu laman yang bilang bahwa tomatoes, basil and fresh mozzarella are an essential summertime combination. Dan seperti yang bisa kamu tebak, isian salad ini memang hanya 3 itu. Terus dressing-nya as simple cuma 4 sdt cuka balsamic dan 1 sdm olive oil. Asyiknya lagi, daun basil yang dipakai itu dipetik langsung dari taman grosmami. Makin segar lagi kan. Nah setelah menyiapkan makanan pembuka, grosmami lanjut ke main course.

“Orang Swiss suka makan asparagus,” kata Tante Seri, “Apalagi yang putih ini.” Kalau di Indonesia kita seringnya makan sup asparagus atau ditumis bawang putih kan, nah orang Swiss punya banyak jenis sajian dengan sayur lucu ini misalnya dibuat omelet, casserole, atau versi grosmami: dikukus dan disajikan dengan saus krim. Grosmami mengukus banyak asparagus di satu panci ukuran sedang. Asparagus putih ini beda sama yang hijau. Selain ukuran yang biasanya lebih besar, para petani menanamnya underground supaya gak kena sinar matahari dan warnanya jadi putih. Harganya pun lebih mahal (makasih ya grosmami).

Asparagus ini disajikan bersama kentang dan ayam goreng. Kentangnya bulat-bulat gak dikupas, terus direbus, setelah itu ditumis dengan daun ketumbar dan olive oil. Untuk ayamnya, grosmami potong dadu besar dada ayam, lalu dilumuri campuran bumbu yang terdiri dari bubuk paprika, bubuk barang putih, garam, lada, duh apa lagi ya lupa wkwk. Ayam diungkep sampai bumbunya meresap.

Jadi deh! Asparagus disiram krim kental, lalu dimakan pakai kentang dan ayam. Enak sekali! Asparagusnya gak pahit, malah segar rasanya. Asparagus dikukus biar gak benyek, jadi masih ada sensasi kunyah-kunyah serabutnya. Agak weird memang makan asparagus model gini, tapi asli enak. Lagi enak-enak makan, terus Tante Seri bilang, “Hati-hati kalau kebanyakan makan asparagus, nanti kentutnya bau hahaha.”

Pasta dengan Saus Pesto

Ini pertama kalinya saya makan pasta pakai saus pesto, terus naksir berat! Naksir banget! Sebenarnya saus utama yang dibuat grosmami untuk makan spaghetti siang itu bukan saus pesto, melainkan saus tomat racikan klasik yang sungguh sungguh menggoda. Jadi saus tomat buatan grosmami ini bikinnya 80% pakai tomat asli, sisanya yang kalengan (“Biar ada asamnya,” kata grosmami). Cara bikinnya juga kayak pasta tomat biasanya, yaitu bawang putih dan bawang bombai cincang ditumis pakai olive oil, terus masukin deh tomat-tomat itu terus dibenyek-benyek di panci.

Pas tomat sudah melebur, tambahkan oregano, basil, garam, sama lada. “Justin, kamu gak papa gak kalau pastanya pakai red wine?” tanya Tante Seri mewakili grosmami. “Oh gak papa, pakai saja, kan gak papa kalau dibuat masakan,” jawab saya. Entah kenapa yang ditanya saya doang, Mas Gepeng gak hahaha. Nah ini gaes yang bikin saus tomat grosmami makin enak. Beneran ya ini. Rasanya jadi lebih kecut lucu gimana gitu. Kecut, segar,  jadi lebih wild rasa tomatnya. Seru! “Sudah enak?” tanya grosmami setelah menyuapi saya dengan sesendok saus tomat yang sudah kental. Saya gak bisa ngomong. Langsung peluk grosmami saja 🙂

Insalata di Riso

Alias Italian Rice Salad, alias salad nasi a la Italia, adalah salah satu sajian salad musim panas yang kalian harus banget coba di rumah. Apalagi Indonesia musim panas terus yekaan. Ini gampang banget. Caranya gini, pertama grosmami masak nasi dulu. Di sini grosmami pakai beras yang panjang-panjang, kayak buat nasi biryani gitu. Nasinya gak dibumbuin, polos gitu saja. Menunggu nasi matang, kita mulai potong-potong bahan isian salad.

Sayur dan buah yang dipakai grosmami ada wortel, timun, tomat ceri yang merah dan oren, alpukat, juga red radish (yang awalnya saya kira bengkoang versi Swiss wkwkwk). Wortel dan timun diiris dengan peeler, sisanya dipotong kayak biasa. Semua hasil potong dimasukan ke dalam bowl besar. Nah saat menyiapkan salad, grosmami juga sedang menumis ayam goreng. Kali ini grosmami pakai bagian drumstick dan wings-nya ayam, dibumbu a la cajun dengan rasa lebih ringan. Ayam sudah matang, lalu sisihkan.

Baca juga dong: 17 Menit Terwaswas dalam Hidup #justinindyo

Selanjutnya grosmami bikin dressing salad dan ini nih yang bikin rice salad ini berbeza. Grosmami bikin dressing bawang goreng lho. Jadi olive oil bekas goreng ayam, dipakai lagi numis irisan besar bawang merah. Setelah bawang layu dan tercium aroma pahit yang aneh itu, tandanya dressing sudah siap. Sip, semua sudah jadi. Grosmami mencampur nasi ke dalam bowl salad lalu mengaduknya pelan-pelan. Setelah tercampur, baru ditaburi garam, lada, dan disiram minyak bawang.

Jujur, saya kan gak suka sama bawang goreng ya, jadi agak takut pas mau makan. Tapi kalau si bawang itu dipinggirin dan kena minyaknya saja, terus dimakan bersama wortel, timun, radish, juga alpukat, rasanya asyik lho. Bahkan radishnya kan pahit, jadi ya enak saja pas dimakan. Asal makannya dicampur, jangan sendiri-sendiri wkwk. Paling asyik lagi pas dimakan bareng romaine dan ayam goreng, wuah, ini makan malam paling meriah selama saya di Swiss.

Chaeschueche (Swiss Cheese Tart)

Sore itu gerimis turun di Bern. Kami bersama Tante Seri dan Mewa sedang jalan-jalan ke kota tua untuk makan siang, dan beli oleh-oleh. Setelah semua urusan selesai, kami jalan menyusuri pedestrian kota tua. “Eh kita jajan yuk! Ada satu makanan ugh saya suka banget, kalian pasti suka juga deh,” kata Tante Seri. Kami lalu diajak masuk ke supermarket dan berhenti di rak makanan dingin dengan tulisan chaeschuechli. Kami ambil masing-masing satu, bayar, dan makan di luar.

Gimana rasanya? Wah, mending kalian gak usah coba gaes. Gak usah. Karena kalau makan ini, kalian nanti gak mau makan makanan yang lain hahaha. Wah gak ngerti lagi. Ini makanan olahan keju paling enak yang pernah saya makan. Asli. Gak bohong. Sampai mau meninggal gak? Ya gak lah. Mau terus hidup supaya bisa makan chaeschuechli terus. Yang bikin keren apa? Setelah menutup telepon, Tante Seri bilang gini, “Oh ini barusan mami telepon, katanya di rumah dia bikin yang kayak gini juga, hanya versi lebih besar.” Apa!!!1!1!!

Baca juga dong: Panduan Makan Fondue Keju di Swiss

Ada dua hal yang bikin saya nangis pas sampai di rumah. Satu, ada satu tar yang sudah siap makan, dan satunya sedang di-oven, saya jadi gak tahu proses masaknya gimana. Dua, enak banget chaeschueche-nya grosmami ya Allah! Isinya keju semua, lembut dan creamy tapi gak lengket. Ajaib! Terus bagian atas yang gosong kecoklatan itu rasanya gurih banget. Kalian tahu kan keju kepanggang garing itu enaknya keterlaluan? Hueee apa yang kami lakukan sampai bisa dikasih nikmat makan seenak ini :’)

Meskipun tampak mewah, tapi kayaknya ini gampang kok dibuatnya, ya gak sih haha. Kalian bisa cek beberapa pilihan resep di internet seperti yang ini, ini, atau ini. Kalau pengin coba yang mirip dikit, beli cheese quiche-nya Delifrancé atau Starbucks tuh ada.

Intinya chaeschueche itu kejunya banyak, pienya tipis. Oh iya grosmami bikin dua versi, yang satunya itu ada campuran ham sama daun bawang. Rasanya? Gak bisa ngomong apa-apa deh. Peluk dan cium pipi grosmami tiga kali 🤗