Selamat pagi, Singapore! Selamat pagi dari kami semua yang happy karena hari ini Singapur cerah, langit biru, awan putih, terbentang indah, dan kami siap jalan-jalan melihat kota. Sudah baca cerita yang kemarin? Hari ini kami mau lihat-lihat bangunan ikonik juga nih. Banyak ya ternyata. Meski Singapur ini kecil mungil, tapi mereka bikin banyak ciri khas yang kayaknya setiap orang yang piknik ke sini, bakalan craving to see those icon and taking pictures. Lagian sudah ikonik, Singapur bikin semua itu mudah dan nyaman untuk dinikmati.
Setelah heavy brunch di hotel (makanan gratis harus dimaksimalin karena kita butuh teanaga buat jalan-jalan lagi seharian), tidur-tiduran sebentar, dan check out, kami cus main ke Marina Bay Sands. Awalnya mau ke China Town tapi daripada kami jadi ikan teri garing kepanasan ya jadi kami cari yang adem-adem gratis saja. Kami naik shuttle car hotel, turun di Raffles Place, lanjut MRT ke Bayfront, jalan kaki, sampai deh. MRT Singapur praktis sekali. Nyaman. Mau ke mana-mana jadi dekat dan harganya murah pun. Ya mungkin kalau dibandingin IDR memang mahal, tapi kartu pre paid SDG7 itu cukup sekali buat keliling dua hari.
Pas masuk ke bagian dalam, wih, Marina Bay Sands ini gak tampak mewah tapi terasa mahal gitu. Satu area dan area lainnya punya konsep yang berbeda. Rasa-rasanya orang Singapur ini suka hal-hal simpel, modern, dengan metalik-metalik dan formal gesture. Mereka gak perlu banyak asesoris, gak perlu blink-blink shiny, karena gak dibegituin pun sudah tampak mahal. Siang itu mall gak begitu ramai, tapi yang orang-orang sudah banyak nongkrong di kafe.
Selepas di Marina Bay Sands, kami jalan menuju Lotus-Shaped Singapore Art Science Museum. Lokasinya gak jauh, jalan kaki saja bisa. Bangunan ini merupakan salah satu teater termahsyur di Singapur. Kirain ini bentuknya manggis, ternyata bunga teratai ehehe. Karena bentuknya yang terbuka begini, Sheldon Adelson, bosnya Las Vegas Sands Corporation yang bikin Marina Bay Sands bilang kalau museum ini juga sebagai simbol “The welcoming hand of Singapore”.
Kami gak banyak aktivitas, hanya ingin selo sampai sore, menikmati waktu sampai jam waktunya travel balik ke KL menjemput. Saya suka sekali hari hari santai di sini. Singapur meski mahal, rasanya masih humble. Saat duduk di tengah taman, pemandangan sekumpulan gedung-gedung modern menjadi latar. Seolah mau sombong tapi hati terlalu nyaman buat jadi jahat begitu. Gak mau semua hanya melihat yang besi-besi, taman hijau ditempatkan di mana-mana. Bahkan area bersantai pun dibuat sebanyak mungkin.