![Balada Jalan-Jalan dengan Hotel Murah](https://www.aplatefortwo.com/wp-content/uploads/2016/12/Justin-Journal-Hotel-Murah.jpg)
![Balada Jalan-Jalan dengan Hotel Murah](https://www.aplatefortwo.com/wp-content/uploads/2016/12/Justin-Journal-Hotel-Murah.jpg)
Tahun 2016 adalah tahun debut kami jalan-jalan keliling dunia, sebagai suami istri. Banyak hal yang terjadi dan kami pelajari selama setahun ini. Bahkan kami juga sedikit-sedikit mulai menemukan gimana sih gaya jalan-jalan kami, entah dari waktu penerbangan yang selalu kami pilih, gaya packing, itinerary, juga pemilihan hotel. Nah yang menarik ini tentang hotel.
Menghabiskan masa muda di lingkungan pecinta alam saat kuliah, membuat saya biasa banget tidur mewah di kolong jembatan, tidur di gubuk pinggir sawah, tidur dipinggir sungai pakai flysheet, bahkan yang paling mewah adalah numpang tidur di kantor polisi pas pengarungan di Sungai Telaga Waja, Bali. Ternyata gaya hidup seperti itu kebawa sampai saya dan Mas Gepeng traveling sekarang. Kami selalu menganggap lebih penting eksplor tempat yang banyak ketimbang investasi di penginapan. Jadi kami selalu nginep di hotel low budget. Contohnya di Nepal.
Tiket penerbangan kami ke Nepal PP kena harga normal karena memang mau kesana, promo ataupun gak promo. Jadi biaya banyak kami tekan di penginapan dan akomodasi lokal. Di Nepal kami mengandalkan TripAdvisor untuk booking hotel. Harga paling murah adalah USD6 atau sekitar Rp78.000 rupiah. Mahal? Weee tunggu dulu. Saya pernah nginep di hotel abal abal di Sabang taun 2013 lalu dengan harga per malam Rp50.000. Murah meriah? Murah iya. Meriah mah gak lah ya. Tidur dengan tikus bebas jalan-jalan jelas bukan meriah namanya. Di Nepal banyak banget hotel murah, dan hebatnya lagi meski hanya bayar segitu, fasilitas WiFi dan air panas selalu tersedia. Kasur empuk atau gak bukan masalah yang penting adem. Yang saya suka adalah hampir semua orang hotel di Nepal ramah-ramah (dari 4 hotel yang kami singgahi dan baca review orang-orang). Jadi mau minta tambahan air, mau late check in atau early check in, minta peta, ditanyain ini itu, semua dilayani dengan sepenuh hati.
Beda lagi di Lombok. Saya butuh waktu lebih lama untuk browsing harga hotel dari satu situs dengan situs lainnya. Kami menginap di hotel yang harganya Rp120.000an per malam dengan fasilitas WiFi, kipas angin, meja rias, kamar mandi dalam (plus late check out). Masih murah? Well, itu adalah hotel paling mahal yang kami pesan selama setahun ini. Paling mahal, nomor dua. Hahaha. Lalu paling mahal lagi dimana? Besok pas ke Bangka Belitung. Hotel pertama yang kami singgahi harganya Rp136.364! Itu udah setengah mati risetnya dengan segala upaya diskon yang bisa kami peroleh!
Bagaimana dengan kegiatan traveling kami? Ternyata gak berpengaruh buruk kok sama kegiatan jalan-jalannya. Sekali-kali kami pernah nginep mewah seperti pas di Malaysia (apartemen Mba Tey kece banget kayak hotel!), di Singapur (Copthorne King’s Hotel, gratisan dibayarin Mba Tey sekeluarga), dan di Lampung (Whiz Hotel). Ternyata gak ada beda antara semangat eksplor ketika bobok di hotel murah atau hotel mewah. Kami malah kadang jadi sayang pergi lama-lama kalo nginep di hotel mewah soalnya kan mahal, jadi harus dinikmati dengan stay sedikit lebih lama.
Menginap di hotel murah pun bikin kami jadi terlatih kalo mau ohok-ohok ditempat nge-pas dan gampang terdengar dari luar: the silent move namanya hahaha. Kami juga lebih santai pergi seharian ninggalin hotel karena gak ngerasa rugi-rugi banget, toh harga segitu cukup worth it jika kami hanya tidur, mandi sore, mandi pagi, cuci baju, ohok-ohok, sarapan, dan numpang WiFi. Dan selama ini, hotel murah yang kami tinggali selalu memberikan pelayanan yang baik, ramah, dan helpful. Menyenangkan ya. Jadi, mungkin itulah gaya menginap kami selama 2016 dan mungkin beberapa tahun ke depan.
Gak papa kalo memang belum banyak, tapi saya akan terus berharap banyak budget-friendly hotel atau homestay di Indonesia yang tetap memperhatikan kualitas meski dalam level yang basic seperti kebersihan (ada tempat sampah dengan pelastik), ada gorden, dan air bersih yang lancar. Kalo soal ramah tamah sih, gak usah diminta juga orang Indonesia selalu ramah, iya kan?
P.S.: Foto diatas adalah kami di Khangsar Guest House, Thamel, Nepal. Semalam USD6. A memorable place.
4 Comments. Leave new
Hahaha, mau ohok ohok dibahas segala mbak wqwq. Ngomong2 salam kenal, saya pendatang baru diblog ini dan langsung suka! Semoga kapan kapan juga bisa traveling kesana kemari kayak mbak dan suami 🙂
Salam Kenal,
Ghea
Salam kenal juga Ghea. Iya semoga kamu sama mas suami banyak rejekinya terus bisa jalan-jalan ya. Aku simpen semua tulisanmu di Istanbul lho buat guide kalo-kalo aku honeymoon kesana hehehe 🙂
Seru bgt jus ceritamu dan suami, share dong hotel murah lainnya.
cari hotel yang bonus hantu atau kamar mandi dalam kamar tidur diluar aku jus.
Semoga selalu bahagia dan sehat justin dan suami
Pas ya komennya sama watsap minta public course hahaha. Iyeee besok kalo ada hotel aneh aneh begitu aku kabarin dan harus kamu datengin ya Uda. Salam buat Bu Widi, bilang aku minta rendang empuk.