Living: In a home! So exciting to announce that we officially live in a home of ours! We have a home! Wouuuhhh! Wuuuuh!! *mata bergemilang* Sebuah pencapaian yang luar biasa dari kami berdua sebagai suami istri, bahkan sebagai insan manusia. Saya gak nyangka kami berani ambil komitmen ini! It’s a big deal and we’re so glad and optimist we’ll have a better life everyday.
Learning: Bagaimana cara mengecat tembok rumah bersama dua guru andalan saya yaitu Google dan Youtube. Karena rumah ini adalah rumah kami (artinya dia sangat spesial), beberapa hal harus disesuaikan termasuk warna cat tembok. Saya punya ide untuk mengecatnya sendiri (berdua suami, tentu saja). Selain karena tabungan sudah setipis daun kelor, rasanya melakukan aktivitas baru banget itu bakalan seru!
Adalah Jao Lee, seorang pemuda kaya, tampan khas oriental, badan bagus, kulit putih mulus, perut rata, rambut klimis, berpenampilan rapih menarik, alis oke, dan mata tegas sekelam batu onyx, memiliki istri, Reina yang dinikahinya karena syarat hutang. Reina anak tunggal penerus usaha elektronik almarhum ayahnya, benci habis-habisan dengan Jao. Dari mulai keharusan menikahi Jao sebagai pelengkap status, sampai kehidupan sehari-hari yang penuh urat marah. Saya salut dengan Bang Ino yang bisa merangkai plot anjing kuncing ini karena beneran, saya terbawa suasana. Emosi saya ikut naik turun saat Reina dan Jao bertengkar. Pun ketika mereka sedang akur, saya bisa cengengesan sendiri membacanya.
Yang saya suka dari novel ini juga adalah banyak poin-poin (yang diwakili dari sudut pandang para tokoh) sangat mengejutkan. Sebenarnya, menarik untuk didalami. Contoh kata-kata Reina yang menyebutkan kalo istri adalah cerminan suami -dan begitu juga sebaliknya, juga tentang tetap memiliki diri sendiri meski sudah menikah. Well, saya suka dengan kompleksnya sudut pandang di novel ini. Mungkin karena konfliknya terasa jujur atau ragam pertengkaran klasik yang seru, sehingga saya lupa kalo saya masih kurang nyaman dengan gaya menulis Bang Ino (bingung gak, kok bisa gak nyaman tapi sebegitu senengnya baca novel ini? Blame my imagination).
Bang Ino bercerita menggunakan sudut pandang orang ketiga. Tapi kok dia suka jadi ikut-ikutan ke arah tokoh yang sedang diceritain sih!? Itu yang paling jengkelin sebenernya. Saya anggota geng penikmat novel yang bercerita dari sudut pandang orang pertama, jadi kalo pas sudut pandang orang ketiga dipake tapi gak objektif, agak senut senut bacanya. Banyak hal kecil juga yang menggangu tapi saya anggap itu memang ciri khas Bang Ino, dan saya baru (benar-benar) berkenalan dengan bukunya. Congratulations you have my heart! Sekarang penasaran sama bukunya yang Good Fight. Ada yang pernah baca?
Craving for: Pete! Gak tau kenapa lagi pengen banget makan pete. Entah bentuknya nasi goreng pete, sambel pete, lalap pete, bebek pake pete, sayur pake pete, pokoknya pete dimana-mana. Bahkan tiap lewatin tukang sayur, saya selalu langsung ngeliat pete dan membayangkan kalo pete itu disambelin, dimakan pake tempe garit panas, nasi putih pulen, dan lalapan. Oh life is beautiful.
Masking: Cathy Doll White Tofu Mask yang wanginya kaya mimpi indah. Review here.
2 Comments. Leave new
Asiiik rumah baruuu.. ^^ posting foto2nya dooonk.. Hehehhe..
Masih di cat mbak, nanti kalo udah jadi aja ahahaha