

Suatu siang yang panas di Malaysia, saya mencicipi odeng kuah tom yum di Family Mart. Sesuai janji teman saya, rasanya memang nikmat sekali (apalagi memakannya di tengah orang berpuasa wkwk). Sejak saat itu, saya selalu suka tom yum, mau yang instan atau pun dengan racikan manual. Bisa mencicipi tom yum asli di Thailand adalah semacam traveling goal buat saya. Rasa happy-nya sama kayak makan ramen di Jepang, makan bibimbap di Korea, makan keju di Inggris, juga makan dimsum di Hong Kong.
Tapi eh tapi, ternyata tom yum di Thailand gak selamanya pedas lho gaes-gaesqu! Dan ternyata orang sini suka banget makan mie. Di tulisan ini saya cerita fakta seru yang saya temui ketika cicip kuliner Thailand. Silahkan cekidot. Ada 18!
1. Jika menurutmu mango sticky rice itu manis, sejatinya itu manis yang biasa saja.
Makanan yang femes pisan di seluruh dunia itu memang kebangetan manisnya. Nasi ketan manis dilahap bersama mangga manis yang disiram kuah santan manis. Dan dia peliket sekali seperti gak mandi dua minggu. Nah yang manis peliket seperti ini ternyata ada banyak di Thailand.
Misalnya grilled sticky rice, yaitu nasi ketan bakar isi pisang. Atau olahan lainnya yang dikukus (kao tom mud) dan teksturnya lebih licin. Semua yang pakai ketan selalu dibuat manis dengan isian yang manis juga. Meski biasanya kalau gak dibakar ya dikukus dan disajikan dengan pendamping manis lainnya, Thailand gak kehabisan ide untuk membuat ketan manis semakin diminati. Misalnya dengan membuatnya jadi warna-warni, seperti anak ayam.
Mango sticky rice yang tersohor seperti bintang film.

Sticky rice bakar yang pas mau dimakan, terpeleset jatuh ke jalan, diambil, dimakan wkwk.
Apaqa jajanan selain ketan lebih less-sugar? Oh tentu tidak, fergusso. Jajanan Thailand kalau gak manis ya muwwwanis. Bubur warna-warni (khanom wan ruam mit) adalah salah satu jajanan berbahaya, terlalu manis dan terlalu lezat. Ada lagi Thai crepe (khanom buang), dadar tipis dilipat seperti taco, isiannya krim manis dengan topping foi thong alias kuning telur yang dimasak dengan sirup gula dan dibentuk jadi ‘rambut’. Jajanan ini manis gak ketulungan. Saking manisnya, saya sampai mengerenyitkan mata.

Thai crepe atau khanom buang yang super manis.

Thai pudding manis dengan foi thong.
Salah satu favorit saya, bubur manis isinya kacang merah dan kacang-kacang lainnya. Enak banget kayak makan slime.
Jika kamu sedang letih lesu, makanan-makanan ini bisa jadi booster. Bahkan kamu bisa tahu-tahu super happy, sugar-rush, loncat sana sini, dan tidak lagi peduli bahwa matahari Thailand sedang mengamuk sepanjang hari.
2. Dan banyak jajanan berbahan dasar kelapa (manis)
Ada kedai makan yang mendapat Michelin Star karena menjual jajan legendaris bernama patonggo. Jika khanom buang yang tadi adalah peninggalan Portugis, maka patonggo asalnya dari Cina (di sana disebut youtiao). Patonggo sekilas mirip cakue, hanya bentuknya kuntet dan lebih renyah. Di Thailand, orang menikmati patonggo dengan berbagai saus siram/cocolan seperti susu, coklat, dan kelapa pandan yang jadi paling favorit.
Selain itu, olahan kelapa lain juga bisa ditemui di khanom thom (seperti klepon), pang gi (panekuk kelapa), gluay buad chee (kolak pisang), itim kati (es krim kelapa), taptim grob (seperti wedang ronde), dan sebagainya.

Patonggo paling enak dimakan saat hangat.
3. Bahkan bawang goreng pun ‘dibungkus’ manis
Saya bermusuhan dengan bawang goreng seumur hidup, itu sudah suratan takdir. Pahitnya gak enak banget, membuat saya gak nafsu makan even ada sepiring nasi padang dengan balado paru di depan saya. Tapi, bagaimana kalau bawang goreng disajikan dalam bentuk dessert?
Thai pudding, yang mungkin perbandingan gula dengan adonan lainnya adalah sepuluh banding satu, menggunakan bawang goreng sebagai topping. “Ini bawang goreng?” “Iya.” “Bawang goreng? Bawang merah?” “Iya.” “Beneran?” “Iya, haha, kenapa sih?” “Kan pahiiiit!” “Nooo, coba dulu deh.”

Kue beras ketan warna ungu dengan topping bawang goreng. Dari mana inspirasinya gak paham.
Dan iya dong gaes, pahitnya bercampur manis pudding jadi lumayan bisa kemakan—saya gak bisa bilang ini enak atau gak enak, salahkan bawang goreng. Kombinasi menarik sesuatu yang seharusnya pahit dan renyah, lalu jadi lembut tenggalam dalam adonan kenyal yang manis dan lengket. Apa motivasinya menaruh bawang goreng jadi topping saya masih tak paham, tapi silahkan coba kalau ke Thailand ya.
4. Sampai tom yum pun bisa manis lho!
Eits jangan berpikir kuahnya diganti santan kelapa dan dituangi sirup. Ini benar tom yum dengan kuah asam, berisi aneka seafood dan daun-daunan, tapi kuahnya malah dominan manis. Diberi sambal pun masih terasa manisnya. Bingung antara memang begini resepnya atau si koki salah memilih bumbu karena semalam ia begadang main karaokean.

Tom yum manis
5. Tom yum yang benar asam rasanya nikmat terhakiki
W.O.W alias wagilasih-omg-wakwaw tom yum asli sini yang asam pedas sungguh enak sungguh sungguh ingin cryyy. Ternyata kuah tom yum jauh lebih kompleks rasanya, bukan hanya tentang asam dan pedas. Rasa yang membuatmu membelalakan mata saat pertama menyentuh lidah, lalu terpejam perlahan saat dia membasahi tenggorokan dan tahu-tahu kita jadi lega dan muncul lah “Eeuuuuhhhgggg”, sendawa berkepanjangan.
Segar, sensasional, dan seksi lah pokoknya. Jangan puas makan kuah tom yum di Little Sheep atau Kintan Buffet atau apa lah itu yang jual rebusan daging. Sungguh, keringat dan peluh orang Thailand punya daya magis sendiri untuk membuat lezatnya tom yum-nya gak mudah ditiru.
Tom yum Thailand
6. Pad thai terenak ada di gang sempit
Kalau kamu pergi ke kawasan kuliner di Bangkok, atau asal jalan ke mana gitu lalu ada gerobak-gerobak penjual makanan, bisa dipastikan setidaknya minimal ada satu orang penjual pad thai. Makanan ini sudah seperti nasi goreng atau pecel lele di negara kita, atau vending machine di Jepang. Ada di mana-mana. Seperti invasi pad thai seantero Thailand. Saya gak tahu apakah ada P3TKS (Persatuan Penjual Pad Thai Kompak Selalu), tapi harga pad thai antar pedangang tak jauh beda. Selisihnya paling sekitar THB10 lebih mahal atau lebih murah.
Baca juga dong: Makan dengan 1 Koin ¥500 di Tokyo

Salah satu penjual pad thai di Khao San Road. Kita bisa pilih mau mie kwetiau, mie keriting indomie, atau bihun.
Pesan saya kepada umat pembaca sekalian, jangan mudah terlena dengan tempat bertuliskan “The Best Pad Thai in Town” atau “Most Famous Pad Thai”, karena sesungguhnya itu hanya trik marketing untuk menarik pengunjung. Pengalaman kami gimana? Pad thai paling enak yang saya coba adalah di warung rumahan depan Masjid Ban Tuk Din. Rasanya senang sekali bisa makan makanan halal depan masjid, saya merasa seperti muslim taat wkwk.
Penjualnya adalah orang ibu-ibu lokal yang sakit pinggang, gak bisa bahasa Inggris, bisa bahasa Melayu hanya ‘nasi’, ‘ayam goreng’, dan ‘telur’. Kami komunikasi melalui tatapan mata dan suara batin, yah sesekali gerakan tangan dan beberapa tawa yang ramah. Pad thai di sini lebih murah jauh dari yang katanya famous itu. Secara porsi jauh lebih banyak, namun ukuran udangnya memang gak sebesar di sana, mungkin kalah rebutan pas di pasar.

Pad thai buatan ibu warung makan depan Masjid Ban Tuk Din.
Rasa pad thai si ibu sangat segar. Kuah asamnya pas sekali, semakin nikmat dengan aroma dedaunan, potongan seafood, dan cacahan kacang goreng. Memakannya di warung sederhana dengan air putih gratis dan angin sejuk yang berputar-putar di sekeliling gang, membuat saya semakin menikmatinya. Bagi yang hendak mencoba, cari saja Masjid Ban Tuk Din, rumah makan ada di depannya persis.
Ibu koki
7. Di Thailand, salad itu panas dan pedas
Suatu malam saat berjalan santai mencari makan, saya berpapasan dengan gerobak sayur dengan spanduk usang bertuliskan empat jenis salad dan ukuran porsi. Penjualnya ibu-ibu tua yang ramah luar biasa, membuat saya gak mikir panjang langsung pesan, “Thai Seafood Salad and Spices, satu porsi, Bu, yang kecil saja.”
Setelah memesan, ibu salad mulai memasak. Pertama, ia akan merebus sebentar semua seafood. Kita bisa memilih apakah pakai kerang atau gak, apakah udangnya sedikit, atau cuminya banyak, apakah perlu tambah ikannya, si ibu akan sangat senang juga kalau kita kooperatif begitu. Setelah seafood matang, ia akan menaruhnya di baskom alumunium dan mencampurnya dengan berbagai bumbu seperti perasan lemon, kecap asin, minyak cabai, gula, garam, campuran bumbu, dan sambal. Tentu untuk sambal dia akan minta persetujuan kita.

Sambal satu sendok teh yang berkobarrrr terbakarr di mulut 🔥🔥
Lalu dia mencampurnya jadi satu dan minta saya mencicipi dulu sebelum memasukan sayuran yang lain. “Gimana? Pedas gak?” tanya ibu memastikan. “Gak, bu, ini enak! Woh pedaaas!” saya meng-oke-kan racikannya dengan kasih jempol sambil huhah huhah. Si ibu juga mempersilahkan tambah gula jika ingin kurangi pedas, atau air lemon jika mau lebih asam. Dan ini lah, salad pertama dalam hidup saya yang rasanya asam dan pedas.

Salad seafood Thailand yang pedas tapi nagih.
Yang kedua namanya Thai Duck Salad. Jika yang seafood tadi agak basah, salad bebek lebih kering dan tanpa tanya-tinyi, pasti disajikan dengan pedas yang gak kenal ampun. Main ingredients makanan ini adalah daging bebek yang dipotong kecil, bawang merah, dan daun ketumbar. Untuk membuatnya lezat, orang Thailand menggunakan perasan lemon, kecap ikan, minyak wijen, gula, garam, dan cabai sebagai bumbu utamanya. Uniknya lagi, makanan ini disajikan dengan taburan kacang mede dan bawang goreng. Kalian bisa bayangkan rasanya kan?
Thai duck salad, paling benar dimakan sama nasi hangat.
Selain kedua salad itu, papaya salad juga salah satu selebriti dari Thailand. Ini juga everywhere banyak yang jual dan default-nya memang rasanya asam pedas dengan manis-manis sedikit. Kaya sekali. Saya suka salad Thailand. Meskipun pedasnya so sinting, tapi jujur, rasanya endulita dan menggugah selera. Bikin nagih! Rasa pedas yang segar karena selalu pakai perasan lemon sebagai ‘kuah’nya. Cicip salad Thailand benar-benar harus masuk list-mu saat traveling ke Negeri Gajah Putih ini.
8. Ayam goreng menggoda ada di mana-mana
Orang Thailand suka makan ayam goreng dan mereka sangat handal meracik bumbu ungkepan atau tepung krispinya. Aromanya menggoda sekali, persis ketika hirup aroma McD atau KFC saat baru matang.
Menurut Mas Gepeng, makan ayam goreng Thailand dengan nasi ketan adalah kenikmatan. Asal benar nasi ketannya bukan yang dibuat manis dan ayam gorengnya berwarna terakota yang cantik. Jika warnanya keemasan, biasanya mereka mencampur keju ditepungnya. Membuatnya lebih cuchmey lagi? Minum kopi pahit.
9. Orang Thailand bikin sosis isi nasi
10. Mereka juga membuat pisang goreng tampak seperti 💩
Lihat gambarnya sendiri lah.

Pisang goreng enak manis
11. Ada nasi rames di Thailand
Di bagian depan gang Masjid Chakkaphong, ada penjual nasi rames. Tempatnya memang sederhana dan seadanya, maksimal menampung 10 orang dalam satu waktu. Jika ke sini pas Jumatan siap-siap antre karena setelah shalat, semua makan siang dulu baru balik kerja lagi. Melihat keramaian itu, saya dan Mas Gepeng rela menunggu sebentar dan akhirnya join table sama orang lain.
Lauk yang disediakan ada ayam, daging, ikan, dan sayur-sayuran. Ada yang pedas dan asam juga. Asyiknya lagi, nasinya ambil sendiri! Hahaha. Di sini you akan menemukan makhluk-makhluk gak tahu diri yang ambil nasi tiga centong tapi disiram kuah dan ambil lauknya sepotong saja. Enaknya lagi, air minum gratis!
Nasi rames
Nasi ayam telur versi ibu warung Masjid Ban Tuk Din.
12. Sup-sup di Thailand, kuahnya worth kokop til last drop
Selain kuah tom yum pedas, semua kuah makanan sup atau mie sangat kokopable. Nikmat dan mudah sekali ditenguk, gak nyangkut di tenggorokan dan melegakan. Entah saya gak paham apakah mereka menaruh bumbu ajaib seperti kaldu babi atau kaldu blok murahan, tapi saya selalu suka kuah-kuah di masakan Thailand.
Salah satu contohnya adalah wonton soup di Patonggo Cafe. Wonton lembut dan gurih dikungkum kuah kaldu sapi yang segar. Kalau kata Mas Gepeng sih ini katanya kaldu babi. Meski saya ingin mengamini karena rasanya sedikit berbeza dengan kaldu sapi dan ayam, tapi saya pilih meyakini ini pakai kaldu sapi wkwk.
Mie bakso di warung makan depan Masjid Ban Tuk Din (again).
13. Telur rebus setengah matang Thailand wow so syedap
“Can you cut it two?” pinta saya ke mbak di dapur sambil menyodorkan piring kecil berisi sebutir telur rebus yang saya pesan di salah satu restoran food court di mall. Motivasinya hanya ingin melihat sexy egg yolk berwarna oranye pekat itu lumeeeerr sampai ke piring.
Orang Thailand ternyata juga suka telur rebus setengah matang. Banyak restoran di foodcourt memajang replika telur ini di berbagai hidangan. Membuat tampilannya semakin menggoda.
Love.
Gak seperti di Jepang, telur setengah matang di Thailand gak direndam apa-apa. Murni telur saja dan rasanya pekat sekali. Telurnya gak amis, warna kuningnya wah seperti melihat senja di Pantai Senggigi.
14. Sate cumi di Thailand rasanya asam
Ada banyak penjaja sate cumi di Khao San Road. Mau beli yang potongan jumbo atau kecil, ada semua. Kalau di Kamboja sate cuminya pakai daun ketumbar dan minyak bumbu lalu makannya cocol saus asam pedas, di Thailand menggunakan bumbu asam seperti tom yum.

Sate cumi tom yum~
15. Nasi goreng Thailand agak benyek dan rasanya seperti nasi tom yum
Makan nasi goreng ini sebenarnya gak sengaja karena ketika kami menyebut ‘nasi ayam telur’ ke ibu warung makan depan Masjid Ban Tuk Din, yang datang malah nasi goreng wkwk (setelahnya kami tunjukkan foto masakan yang dia masak tempo hari dan kami makan lagi #rakus).
Saya sempat melihat proses memasaknya dan nasinya memang dikasih bumbu agak basah. Bumbu ini lah yang membuat nasinya agak benyek. Yang menarik adalah rasanya sangat tom yum namun lebih light dan gak pedas. Ciri khas lainnya adalah daun ketumbar, namun penggunaanya gak sebanyak di nasi goreng Kamboja.
Nasi goreng rasa tom yum.
16. Thai tea dengan es banyak adalah identitas
Bagi yang pernah kesal dengan Dum Dum karena banyakan es ketimbang airnya, maka derita itu memang nyata adanya di Thailand. Gak yang jualan di mall, di pasar, pinggir jalan, semua menaruh es batu penuh segelas dengan air minuman seadanya. Buat para abang-abang yang minum pakai plastik resek pun es batunya buanyak, seolah es batu adalah satu-satunya benda yang gratis di Thailand.
Ada untungnya sih, misalnya minuman selalu dingin dan bisa berkurang manisnya—iya, minuman juga muwanisnya gak ada ampun. Plus kalau minumannya habis, es batu bisa ditunggu mencair dan voilaaa jadilah air putih dingin. Jadi dua minuman deh wkwk.
Minuman yang 80% es batu 20% Thai tea.
17. Tenang, masih ada kok minuman dingin tanpa es batu
Kalau sudah keburu kesal dengan es batu bejibun tapi mau minum yang dingin-dingin, kamu bisa cobain jus buah dan minuman di 7Eleven (Ovaltine-nya lezat banget!). Minuman ringan non es batu di Thailand sangat beraneka ragam, tipikal negara tropis yang panasnya bikin kelojotan.

Jus pome segar sekali lho ini. Sama seperti yang saya cicip di Korea Selatan. Enak banget!
Jus markisa juga everywhere.
Ovaltine di 7Eleven spektakuler rasanya.
18. Buat sobatku yang suka buah, wajib banget jajan persimmon potong
Pertama kalinya coba persimmon dan jatuh cinta. Kata Mas Gepeng rasanya hambar seperti stereofoam (memangnya dia pernah makan itu?), tapi buat saya rasanya segar. Seperti makan pear jambu, dengan rasa agak semangka-semangkaan. Gak banyak yang jual, kalau mau ya harus cari pasar yang banyak jual buah atau pasar yang lebih besar.
Buah persimmon
Kalian tahu gak kalau buah persimmon dipanggang, warnanya akan lebih cokelat muda. Kalau mau tahu seperti apa warnanya, silahkan lihat lipstik BLP shade Persimmon Pie wkwk.
Kesimpulan
Setelah mencicipi lebih dari 20 jenis makanan, saya menyimpulkan beberapa hal:
- Orang Thailand suka makan mie, seperti mereka suka sekali nasi. Pad Thai dan aneka olahan mie hampir ada di mana-mana.
- Mereka juga suka yang manis-manis. Kalau gak manis ya spicy seperti bara api.
- Kecap ikan hampir ada di setiap masakan, seperti mantra yang wajib, gak boleh sampai lupa.
- Menurut saya, orang Thailand sangat menghargai makanan. Di mana-mana dapurnya bersih, meski messy karena ramai pengunjung, tapi tetap dijaga kebersihannya. Makanan pun disajikan rapih.
- Tukang masak biasanya jutek, mereka seperti selalu buru-buru ingin melayani dan lupa menyapa. Tapi tenang, masakannya tetap enak.
- Air putih seringkali disajikan gratis. Ada yang menyajikan dingin, ada yang biasa saja. Kita boleh kok refill air botol minum kita.
- Kalau ke pasar, hati-hati sama ibu-ibu penjual makanan. Mereka biasanya ‘maksa’ kita beli dengan langsung membungkus makanan yang kita tanya/lihat dan menyodorkannya. Berani amat.
- Mereka menggunakan banyak sekali plastik untuk bungkus makanan. Make sure you bring your own totebag.
- Sudah banyak kafe lucu di Thailand, kamu bisa kongkow cantique dan hits-hits gitu. Kafe vegan juga sudah ada beberapa.
- Pasar di Thailand buka setiap hari dan memadati trotoar. Saya suka sekali suasana dan aroma sedap yang menggoda para pejalan.
Bagaimana gengs, ulasan makanan di Thailand ini menggugah selera dan bikin kamu langsung lapar gak? Saya membeli beberapa bumbu masakan dari Thailand dan kalau kangen, saya langsung masak entah itu tumis daging maupun tom yum. Thailand food are worth going bankrupt for!
19 Comments. Leave new
Melihat semua foto itu dan inget pas disana membuatku lapar luwar biyasaaaaaa
Gepeng
-nama yang paling sering disebut di blog ini-
Aku jadi kangen sama Thailand. dulu ke sana 13 tahun yang lalu. hahahahha
yang paling inget sih aku selalu jajan di warung Pattani yang halalan thoyyiban. segala jenis masakan yang dijual di warung itu selalu enak. mau rames atau tom yum asem-pedes & tom yum manis atau pad thai, dll.
kalo jajan di kaki lima yang bukan orang Pattani muslim cuma berani beli buah-buahan yang manteb banget gedenya.
tapi aku paling terkesan sama nasi. nasinya enak, wangi, pulen, pokoke manteb banget deh.
seriuuuus sihh iniiii, aku kangen thailand :(. kuliner thailanf harus aku akuin memang enak paraaaahhh sih mba. tp kalo dibandingin bangkok, chiang rai, chiang mai, chiang rai lbh juara :D. makanannya enak2, dan jauuh lbh murah.
tp bangkok lbh banyak variasi. cm aku ga suka ama nasi gorengnya. iyaa becek gitu :(. ga cocok di lidah. salad, tom yam, dan pad thainya sih beda cerita. itu dimakan berkali2 jg ga bakal boseeen hahahahahha.. blm nemu tiket murah nih ke thai :(.
Aku dong habis posting langsung jajan tom yum wkwkwk
Waw tiga belas tahun lalu itu gimana Thailand? Kalau ke sana lagi sekarang pasti beda banget yaa. Iya beras sana jadi kebanggaan orang Thailand dan emang pulen enak~~
Apa yang paling unik ada di Chiang Rai, Mba Fanny? Konon tiap daerah punya ciri khas, penasaran aku. Iya banget, makanan di sana nagih nagih banget, aku beneran happy bisa bawa bumbu instannya soalnya enak dan strong banget bumbunya. Duh masak tom yum aja apa ntar malem yah~~
Astajiiiiiiiim aku langsung meleleh air liurkuuuuuuuuuuuu…. Nah yang diulas yang Central Thailand ya kak? Jelas saja cenderung manis. Kalau daerah Selatan lebih cenderung gurih dan penas. Ya kayak Jawa Timur dan Jawa Tengah, sama-sama Jawa tetapi masakannya juga berbeda hehehe.
Tapi yang namanya mango sticky rice itu tetep manisnya bikin blenger, flanya ituloooooh. Sampai aku sisihin biar segernya mangga terasa. Pad thai di Bangkok manis banget, tetapi Pad Thai di Krabi atau Phuket cocok banget di lidahku yang orang Jawa Timur ehehe.
Belalang goreng kok gak dibahaaaaaaaaaasssssssssss????? Itu kan yang seru di sana wkwwkw
Ya Allah Padthaiii cintaqu~
ayam gorengnya juga terlihat enaaa. Emang ya, daerah ASEAN yang makanannya paling bikin ngiler cuma Thailand deh.
Tapi, seenak-enaknya makanan Thailand, yang bikin kangen ya tetep makanan rumah.
#Yaiyalah
#GueKanBelumPernahKeThailandJuga
#NgajakRusuh
Eh, kok sama sih, gak suka bawang goreng. Bisa minta ganti porsi kalau pesen makan dan udang bilang gak pake bawang tapi tetep ditabur. Tapi kalau gak ngerti bahasanya ya sutralah disisih2in gitu jadinya.
Btw, foto2 makanannya cakep banget
NGAKAK sih ini ==> P3TKS (Persatuan Penjual Pad Thai Kompak Selalu), kalo gitu Juju PPTJAh (Persatuan Pecinta Tulisan Justin Ah…) HAHAHHAHAH
Udh lama banget gak ke bangkok, kangen makanannya. Sesekali cobain rujak thailand namanya somtan, endolita barbanero
Oooh berbeza yaaa, bhaique aku next main ke sisi selatan deh biar seimbang pengalaman lidahnya di Thailand. Aku udah makan serangga seringgi di Kamboja, jadi di Thailand gak cari itu lagi wkwk. Etapi di Thailand belalangnya pake bumbu apa? Eike kalau masak pake bumbu sambel kecap~~
Ayam gorengnya kek level tinggi banget bumbunya. Kayak ayam KFC yg original, McD spicy, sama Sabana digabung jadi satu. Mana wangi banget pula bikin jalan pagi di pasar berasa lagi syuting iklan pewangi~~
Antara harus ngakak atau tersanjung hamba bingung nih wkwk. Duaduanya kalau gitu~~
IH bener banget! Aku malah pernah sampe gak jadi makan saking beteknya! Udah dikasih tau, dipantengin, masih aja dikasih bawang goreng, ngajak ribut apa ini abangnya hahahaha. Anw makasih yaa, kameranya bagus itu pake Lumix mihihihi~~
HAHAHAHA andaaa ini yha. Namanya rumah kan emang takdirnya selalu dikangenin. Etapi kalau lo ke Thailand, kudu minum itu es kopi dingin sana yg gerobakan. Gue gak coba sih, kan gue cuman minum Kosffee, tapi mayan banyak orang lokal yg beli. Semacam kearifan lokal~
Papaya salad ya itu? Aku kemarin gak cobain soalnya mau makan salad selain itu, biar makin tau gimana seleranya orang Thailand pas bikin salad. Beneran pedas semua, atau bisa gak sih dicampur daging atau ikan. Dan semuanya endolita babaneroooo~~
Thanks for another magnificent article. Where else may just anybody get that type of information in such an ideal approach of writing?
I’ve a presentation subsequent week, and I am at the look for such information.