Akhir pekan kemarin saya pergi ke Pantai Tanjung Lesung yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, tepatnya di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Jaraknya lumayan jauh dari Jakarta, kalo berapa jamnya saya agak lupa, yang pasti saya ‘mendapatkan’ tiga kali tidur-bangun dengan leher dan punggung pegalnya minta ampun.
Sebelum ini, saya gak pernah denger sama sekali soal Tanjung Lesung. Satu-satunya dari Banten yang saya kenal hanya Sungai Ciberang, tempat saya lomba arung jeram kelas wanita beberapa tahun lalu dan jadi juara umum (pamer uhuy). Tapi sekarang pengalaman saya di Banten sedikit naik kelas. Dulu saat lomba, saya numpang tidur di rumah penduduk dan makan seadanya. Sekarang saya (dan temen-temen sekantor) tidur di resort mewah dengan fasilitas dan makanan yang luar biasa menyenangkan –terima kasih kantorku.
Menyebut diri sebagai orang yang gak terlalu suka pantai, melihat Tanjung Lesung yang ternyata plain banget udah pasti bikin mood saya ikutan plain. Mungkin hari itu memang kami gak beruntung karena pas cuaca mendung dan air sedang pasang. Tapi konon banyak orang yang bilang Tanjung Lesung itu bagus banget, apalagi daerah beach club -yang pas saya kesana pun yaaa biasa aja.Tapi dengan asas everything is awesome doktrin dari The Lego Movie lewat suara merdu Tegan and Sara, saya menghargai sekali keberadaan pantai dan vila-vila mewah sebagai bentuk usaha pemerintah untuk menaikkan citra Banten.
Saya menginap di Kalicaa Villa yang sejujurnya, bikin saya selalu berpikir jorok hahaha. Gimana gak, ini tempat hening banget penuh kedamaian. Dengan konsep cottage mewah homey dan suasanya yang menentramkan, ngebayangin kemul-kemulan sama suami aduh enak banget. Memang sih tempatnya sempurna banget buat liburan banyakan orang, tapi suasana hening adem gini juga luar biasa sempurna buat honeymoon kecil-kecilan.
Ada beberapa villa yang memiliki kolam renang, ada juga yang hanya taman buat yang mau pesta kebun. Saya gak tau pasti harga per villa tapi yang jelas harganya jutaan. Satu villa terdiri dari 3 kamar dengan kombinasi twin share dan double bed. Setiap villa difasilitasi dapur, meja makan, TV, kulkas, kursi santai, gazebo, magic jar, dan peralatan masak. Disini memang bisa masak sendiri, tapi kalo males bisa pesen makanan kok.
Gak puas sama pantai yang mendung, Minggu pagi saya jalan-jalan dengan harapan bisa liat pantai yang cerah dan memukau mata hati. Sebelum terang saya mencoba mencari sosok cahaya namun ternyata, hapal lagu mata angin gak menjamin kita bisa paham dimana titik barat dan timur. Hal ini berakibat salah spot buat liat matahari terbit, jadilah hanya semburat kuning yang kena foto. Payah. Iya.
Dan untungnya pagi itu berlanjut dengan cuaca super cerah dan Tanjung Lesung terlihat adeeem banget dengan warna biru muda lembut, kilau-kilau cahaya, dan sejuk semilir angin. Bahkan seperti kata teman saya, Zara, yang cinta banget sama pantai bilang laut itu kaya infinity pool, berenang kayak gak ada beban dan gak ada batasan. Tanjung Lesung gak ada batasnya!
Terima kasih buat para orang kaya yang bangun villa dengan manajemen yang bagus, daerah sekitaran pantai bersih dari sampah. Yaa gak seratus persen sih tapi bersihnya masih dominan kok. Nilai seratus buat siapa saja yang buang sampah pada tempatnya disini.
Banyak banget keong dan kepiting yang suka jalan-jalan di pinggir pantai, jadi hati-hati ya kalo jalan biar mereka gak keinjek.
Sebenarnya yang bikin saya gak suka sama pantai adalah karena lengket, amis, dan berisik banyak orang. Tapi sepertinya jika saya membawa buku bacaan, duduk di bawah pohon pinggir pantai, dengan suasana sepi dan bersih kayak gini, saya bakalan menikmatinya sampai tertidur pulas.