Setelah dua jam perang itu berlangsung, langit tiba-tiba gemuruh. Warna putihnya menjadi abu-abu dan awannya tebal-tebal seperti kapuk di kasur baru. Tidak ada yang peduli dengan perubahan warna langit itu, semua orang sibuk membenci dan bermusuhan satu sama lain, saling memukul dan menyakiti. Entah bagaimana nasib si penjual sendal itu. Lalu hujan turun. Masih saja tidak ada yang peduli. Kemudian ada kilatan zig zag di langit, warnanya terang dan menusuk mata. Bunyinya 30x lipat lebih kencang dan menggelegar dari suara naga raksasa. Lalu hujan turun semakin semakin semakin deras. Bahkan mungkin ini adalah hujan paling besar di seluruh jagad raya.
Tanpa sadar, Kerajaan Irmctua mulai banjir besar. Tinggi air sudah mencapai dada dan semua orang mulai berhenti berperang. Mereka panik dan mulai kembali ke rumah untuk menyelamatkan apapun dari harta mereka yang masih bisa diselamatkan. Tapi apa daya, Dewa Irmctua sepertinya sedang murka luar biasa. Tak butuh lama, banjir besar itu akhirnya menutup seluruh pelosok Kerajaan Irmctua. Sampai benteng paling tinggi yang biasa digunakan sebagai menara penyerang sudah jauh tenggelam. Kau tau? Seluruh bagian kerajaan sudah terendam air. Benar-benar tenggelam tak bersisa. Yang mengerikan juga, mayat seluruh warga kerajaan hilang, tidak ada yang mengambang atau pun berenang. Dewa Irmctua memang terkenal misterius, tapi tidak ada yang menyangka kalau dia juga sadis.
2339 tahun kemudian,
tepatnya bulan Juli 2010, saya datang ke Sungai Citarum, Jawa barat, untuk ikut lomba arung jeram. Saat saya sedang istirahat setelah jogging sambil minum susu hangat di warung, ibu pemilik warung bercerita mengenai kisah Sungai Citarum. Jadi asal mula nama Citarum itu diambil dari nama kerajaan yang dulu pernah tenggelam lalu ada longsor yang akhirnya membentuk sebuah sungai. Karena kerajaan itu terkena kutukan karena berperang, kutukan itu berimbas jadi efek bau yang muncul dari sungai Citarum. Lalu ibu itu juga cerita tentang baju ajaib yang berbentuk sweater –dijaman sekarang. Katanya baju itu adalah baju pemilik toko sepatu paling mahsyur di kerajaan itu dan menjadi satu-satunya benda yang selamat dari kutukan banjir Dewa. Sebuah baju hangat berwarna abu-abu, dan sekarang keberadaannya menjadi misteri. Saya terkejut mendengarnya dan jadi penasaran seperti apa bentuk baju hangat misterius itu.
Malamnya seorang sahabat lama datang berkunjung dan menemui saya. Dia adalah seorang yang berwajah tampan seperti Jimmy ‘The Upstairs” dan seniman Tampan Destawan. Yang paling keren, dia adalah seorang pemain riverboarding. Karena awam saya menyebutnya pemain sendal raksasa. Lihat tulisan Australasian dari Saya, ada fotonya disana. Oke, dia datang sesuai janjinya dan kami duduk bersama di depan warung kopi yang biasa-biasa saja. Mengobrol banyaaaaaak sekali. Dari sebelum maghrib sampai isya’, dari kopinya panas sampai adem-ayem, dari gigi saya basah sampe giginya kering, wah asik lah pokoknya. Kemudian di ujung perbincangan, teman saya memberikan sebuah sweater sebagai oleh-oleh. Dia berkata kalau sweater itu didapatnya dari seorang penjual sendal termahsyur didesanya yang bernama Irmctua. Ukurannya kebesaran untuk saya tapi bukan masalah, itu adalah baju hangat yang bagus.
Beberapa bulan kemudian saya mengenakannya karena cuaca begitu dingin –benar benar dingin. Dan saya merasakan hangat sepanjang hari saya mengenakan sweater itu. Padahal saya ga pake baju kaos lagi untuk dalemannya. Lalu saya bertanya-tanya, jangan-jangan ini si jaket misterius itu?