Menurut catatan WHO, ada sekitar satu miliar kaum difabel hidup di dunia bersama kita. Jumlah yang cukup banyak untuk kita bisa bertemu mereka setiap saat, entah dalam perjalanan menggunakan kereta listrik atau piknik sore di taman kota. Dulu 39 tahun silam, Majelis Umum PBB pernah menetapkan tahun 1981 sebagai Tahun Difabel Internasional. Sampai akhirnya enam belas tahun kemudian, majelis yang sama menetapkan hari ke-3 bulan Desember sebagai Hari Difabel Internasional, atau bahasa bulenya International Day of People with Disability.
Terlepas dari selebrasi tersebut, pagi ini saya banyak bertemu teman-teman difabel sepanjang perjalanan ke kantor. Mungkin sebenarnya ini sudah biasa, tapi biarkan diri saya mengambil makna sederhana dari mereka yang pantang menyerah.
Saya punya teman, seorang yang memiliki satu kaki namun terlihat dua karena menggunakan kaki palsu. Dia bekerja di sekolah. Kadang menjadi satpam, kadang menjadi asisten guru olah raga, kadang menjadi pendamping saat pramuka. Terakhir saya bertemu, dia adalah pelari tercepat di sekolah. Ciutlah mereka para pemain basket unggulan dan pencatat waktu tercepat saat tes lari maraton, tapi pria berkaki satu ini mampu berlari melesat seperti peluru dan itu sudah sembilan tahun yang lalu.
Pagi ini, saya melihat yang tidak punya kaki sama sekali mengendarai motor yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar mudah digunakan olehnya. Dia berpakaian rapih, membawa tas ransel, memakai helm dan juga jaket. Lalu saya lihat lagi pria usia 30-an yang setiap pagi berjalan-jalan dengan kursi roda dan selalu memakai pakaian rapih. Pagi ini saya merasa sangat bahagia. Terlepas dari omongan klise tentang rasa syukur memiliki tubuh yang lengkap. Perasaan ini lebih dari itu. Melihat mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau, melihat mereka tetap semangat beraktivitas, itu adalah sesuatu yang tidak tertandingi.
Semesta selalu memberikan cerita yang seru untuk memulai hari. Saya beruntung masih bisa merasakan kesederhanaan mewah itu pagi ini. Masih banyak yang perlu kita lakukan, perlu diperbaiki, untuk teman-teman kita dan membuat kehidupan di Indonesia menjadi lebih baik.