

![]() |
Gambar dari sini |
Hari Minggu kemarin, saya mendapati salah satu grup WhatsApp sedang berbagi berita soal mahasiswa yang meninggal setelah terpeleset ke kawah dari Puncak Garuda Gunung Merapi. Salah satu teman pun mengirim sebuah capture screen tulisan orang lain (baca: dia pernah melakukan hal serupa, dia selfie terus caption-nya panjang banget) yang menyebutkan kalau aktivitas ini sangat precious untuk dilakukan dengan alasan Y.O.L.O. Cuy, serius?
Saya luar biasa bersyukur saat akhirnya bisa mencapai daratan. Saya menangis sejadinya dan kemudian di peluk oleh teman yang lain. And after that, I promised I will practice better.
Tuhan memberikan kejadian seperti itu saya yakin bukan iseng. Dia sedang menyentil kami yang suka sombong, kami yang suka meremehkan, kami yang sok jagoan. Saya bersyukur itu masih sentil, bukan marah. Berpetualang di alam jelas mengandung risiko, tapi jangan jadi orang tolol yang memakan risiko itu bulat-bulat. Organisasi saya selalu mengedepankan Safety Operational Procedure, selalu mengutamakan proses yang baik, selalu harus ada back up plan, semua hal itu ga lain untuk keselamatan kita semua, untuk petualangan yang aman dan nyaman.
This is not about Y.O.L.O, please it is really not. You can say you only life once, but you know you only die once too right? Menggunakan equipment yang aman, bermain dengan tim yang kamu yakin mereka mampu dan percayai, mengasah skill dan knowledge, semua dilakukan untuk menjaga dirimu agar bisa berpetualang lagi di kemudian hari kan? Kalo kamu lihat teman-teman lain melakukan hal serupa namun hanya dengan bermodal nekat dan ‘yakin bakalan beruntung’, satu hal yang perlu kamu lakukan adalah gaplok kepalanya! Gaplok! Gaplok yang kenceng sampai sadar kalo itu high risk dan berbahaya. Tell them, please don’t be silly, love your life, because we love you.
I love rafting, I love mountain climbing, I love the smells of adventure, I love the way we have fun with responsibility. My heart is broken when I heard someone dead because of their slovenliness, and now my heart is broken. Deep condolence to the dearest Eri Yunanto, may you rest in peace.