Aku tidak sempat menyampaikan ini karena waktu kita berkenalan sempit sekali, bahkan lebih sempit dari celana kerja Stamp yang mahal tapi menyiksa perutku ketika duduk. Hanum, aku suka Hanum.
Apa ada yang lebih baik dari seorang anak yang mengorbankan mimpinya menjelajah dan mengajar untuk tetap di rumah, menjadi penjaga terakhir ayah yang mulai lemah pendengarannya dan ibu yang mulai pikun? Itu kamu, Hanum. Impianmu untuk membawa jelajah menjadi lebih dekat denganmu, dekat dengan rumah, membuatku tersenyum lima kali. Aku suka Hanum.
Mengajari anak-anak nakal untuk sekedar menurut sebentar dan mencoba meraih poin-poin boulder lalu melakukan three point contact sebagai dasar utama latihan memanjat? Mengajari mereka untuk memanjat boulder dan menyematkan guratan mimpi kecil sebuah tebing suatu hari? Itu kamu, Hanum. Pekerjaan yang kamu sukai memang unik. Aku suka Hanum.
Malam itu aku membaca singkat catatan-catatan cerita anak-anak yang kamu ajak untuk menjadi aktor dan aktris kecil dalam sebuah panggung drama. Menjadi sutradara sekaligus script-writer dari gabungan semua cerita anak-anak yang random? Apalagi yang mereka harapkan selain mempercayakan imajinasi (dan tulisan amburadul mereka) padamu yang suka membaca buku tentang mengajar di alam, dan sebuah drama atraktif dari arahan sutradara jagoan sepertimu? Aku suka Hanum.
Coping menarik dari seorang yang tomboy dan tidak suka bangun pagi, pada amarahnya yang keluar ketika anak-anak itu nakalnya ga karu-karuan. Aku dulu pernah mencobanya, dan sepertinya kamu lebih telaten dari pada aku. Merajut rompi? Tas kecil? Dan sekarang kamu sedang merajut sebuah tas pelangi? Ini membuatku tersenyum nyaris tidak berhenti malam itu, apalagi saat mencoba rompi rajutanmu dan aku merasa keren. Aku suka Hanum.
Dan aku masih terus tersenyum lagi ketika mendengar mimpimu untuk mengolah sampah menjadi barang-barang ready to use bersama ibu-ibu di sekitar komplek rumahmu yang sederhana? Aku tersenyum, Hanum. Untuk semua mimpimu, untuk semua senyummu, untuk semua tentangmu. Aku suka Hanum.
Aku yakin mimpi mu tidak akan sesingkat pertemuan kita yang tidak sampai setengah hari itu, Hanum. Sehat terus ya, nanti suatu hari aku akan ke Aceh lagi mengajak orang tuaku. Sampai jumpa, Hanum. Makasih udah di traktir sarapan kue-kue kecil Aceh. Aku suka Hanum.