Katanya Pinterest, everyone should have a love affair in Bali. And we do have a love affair, especially with Bali’s food di Ubud. Suasana Ubud yang eksotis dan menyegarkan, cocok untuk menemani kami mencicipi aneka kuliner mulai dari yang tradisional seperti nasi campur, yang modern seperti pasta, yang a little bit namaste seperti kafe-kafe dengan kombucha, juga yang penuh keceriaan ibu-ibu baik hati seperti makan bubuh di pasar. Ubud selalu membuat kami jatuh cinta. Rasa suka citanya selalu sama meski sudah beberapa kali menjelajah. Dan ini dia list tempat makan yang menggugah hati kami di Ubud untuk kamu coba ya.
Pasar Sentral Ubud
Tempat yang paling membuat bahagia saat traveling adalah pasar tradisional. Kemana pun perginya entah Nepal, Yogyakarta, London, Belitung, saya selalu mampir ke pasar. Nah di Ubud juga ada banyak pasar, salah satunya yang di Ubud pusat/sentral. Ada dua makanan yang saya rekomendasikan untuk sarapan. Pecel nenek dan pecel ibu. Apa bedanya?
Pecel nenek ini ada dekat pintu masuk pasar dari Jalan Raya Ubud. Cari saja kerumunan ibu-ibu yang pada menunduk dan ketawa, bisa dipastikan mereka sedang mengelilingi si nenek. Nah bagi pendatang yang tidak bisa bahasa Bali, jangan lupa minta tolong sama ibu-ibu untuk disampaikan kalau kita pesan juga. Karena saya kemarin tuh ya dicuekin terus, antrenya lama banget sampai gemetar wkwk. Setelah ada ibu-ibu bantu memesankan, baru deh pecel saya dibuat. Duh nek neekk~
Satu porsi pecel isinya nasi, sayur pecel, urap, suiran ikan pedas, suiran ayam pedas, oseng tahu tempe, dan sambal. Rasanya enak sekali. Apalagi sambalnya! Saya pesan Rp5000 saja sudah cukup kenyang! Dahsyat bukan? Jika tidak suka pedas, tidak perlu pakai sambal dan suir ikannya sedikit saja karena memang agak spicy bumbunya.
Lalu pecel ibu (dan anak) karena yang jualan ibu-ibu dan (mungkin) anaknya. Letaknya persis sebelah Pasar Seni, dekat pintu keluar menuju Jalan Monkey Forest, dekat tempat parkir mobil bak sayur. Bedanya dengan pecel nenek adalah disini menggunakan bubur, dilapis saus kacang, lalu diisi sayur (kadang pakai rumput laut), telur rebus, suir ayam, dan sambal. Makanya orang sini menyebutnya bubuh, alias bubur. Pecel ini juga harganya bebas, bisa pesan Rp5000, Rp10.000, atau mau Rp15.000. Yang penting bayar sih wkwk.
🚩 Pasar Sentral Ubud di Jalan Raya Ubud, seberangnya Ubud Palace
🐔 05.00 – suka suka
💰 Rp15.000 – Rp30.000 untuk sarapan berdua
Mamma Mia
Mamma Mia adalah salah satu dari sekian banyak restoran Italia yang direkomendasi untuk di coba ketika main ke Ubud. Meski sudah banyak restoran/kafe baru yang menjadikan makanan Italia sebagai signature dish-nya, tapi Mamma Mia masih tidak ada matinya gaes! Mamma Mia! Here I go again~
Tempatnya bukan yang sophisticated atau rustic-rustic atau entah lah, Intagramable seperti biasa anak zaman now menyebutnya. Tapi lebih seperti tempat makan sederhana yang tidak berlebihan dan tidak ala kadarnya juga. Bahkan saya merasa lagi makan di rumah orang tua saya karena perabotannya ya kayak rumahan gitu. Mamma Mia menyediakan aneka appetizer, pizza, pasta, main dishes, salads, desserts, dan aneka minuman. Semua menunya menarik, jadi pesan saja sesuai selera.
Menurut beberapa sumber, pemilik restoran ini memang orang asli Italia jadi resepnya sangat otentik. Menu-menu khas yang sudah familiar sebut saja seperti Spaghetti Bolognese, Pizza Marinara (isi seafood), Garlic Bread, Penne Salmone, Chicken Mushroom, Garden Salad, Caesar Salad, dan sebagainya.
🚩 Jalan Raya Pengosekan, Ubud, Gianyar.
🐔 09.00 – 22.00 WITA
💰 Sekitar Rp180.000 – Rp250.000 untuk berdua. Bisa delivery.
Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku
Umat-umat pembaca setia blog aplatefortwo.com saya beritahu, bahwa Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku ini sungguh SEENAQ ITU! Beruntung saya datang saat low season sehingga gak ada tuh yang namanya nunggu-sampai-gemetar-kelaparan atau susah cari parkir (karena memang parking lot cukup untuk motor saja, mobil parkir dipinggir jalan). Makanan pun datang secepat kilat seperti tendangan Tsubasa!
Saya pesan nasi ayam campur komplit, satu dari dua menu andalan disini yang sesungguhnya beda di penyajiannya saja, campur atau pisah wkwk. Satu porsi nasi ayam campur isinya nasi siram kuah bumbu, ayam pelalah, kacang, lawar sayur, telur pindang, dan sate lilit. Semua sangat pas dari segi porsi dan rasa. Eh, gak juga sih. Kalau bisa sate lilitnya 5 tusuk karena memang itu yang paling saya suka.
Kalau mau makan dengan lebih khidmat, saya sarankan pilih tempat duduk yang lesehan halaman rumah. Jadi bayangkan ya rasa ayam yang manis pedas dan gurih, dengan nasi pedas, sate lilit ayam yang kaya rempah, semua dimakan dalam satu kunyahan sambil duduk mengangkat kaki dan diterpa angin sepoi-sepoi. Indahnya dunia~
🚩 Jalan Raya Kedewatan No. 13, Ubud, Gianyar
🐔 08.00 – 18.00 WITA
💰 Rp25.000 – Rp35.000 per porsi per orang belum minum, tidak bisa berhutang
Kebun Bistro
Kebun Bistro ini saya tahu dari blog Andra Alodita dan menyambanginya saat bulan madu dua tahun silam. Tempatnya memang sangat nyaman ya. Ada sisi outdoor dan indoor dan dua-duanya membuat suasana makan dan ngobrol makin hangat. Kebun Bistro menyebut dirinya Provencal-style bistro yang menyajikan authentic Mediterranean cuisine in a delightful atmosphere. Bagaimana itu maksudnya qu tak paham. Pokoknya nuansa restorannya sangat Eropa, seperti ada di Prancis—padahal belum pernah kesana wkwk. Beda jauh rasanya dengan makan di warteg sebelah kantor.
Ada banyak menu menarik disini seperti Grilled Tuna Pesto Baguette, Moroccan Vegetable Tajine, Wild Mushroom Ravioli, Tuna Steak, Salmon Gravlax, Kebun’s Macaroni & Cheese, Pizza Pesto Prosciutto, dan lain-lainnya. Buat saya makanannya enak, tapi bukan yang terenaq wkwk. Saya lebih suka suasananya, entah saat brunch atau sore atau malam, suasanya nyaman sekali. Meski berasa wagu karena mayoritas bule-bule yang ada disini, tapi tetap nyaman. Jika kamu suka tempat temaram, menenangkan, dan ingin memiliki waktu berkualitas berbincang dengan kekasih, saya rekomendasi tempat ini.
🚩 Jalan Hanoman No. 44, Ubud, Gianyar
🐔 11.00 – 23.00 WITA (kalau weekend buka jam 09.00)
💰 Sekitar Rp150.000 – Rp400.000 untuk berdua
Dharma Coffee and Juice
Saat bolak balik Ubud dari utara lalu ke sentral, kami beberapa kali melewati area Campuhan dan melihat ada sebuah kafe kecil pinggir jalan yang terlihat nyaman sekali dengan kursi ayunan menggantung dihalamannya. Ketika rasanya badan sudah pliket dan lelah terpapar matahari, akhirnya kami menghabiskan sore dengan duduk santai di kafe yang baru buka pertengahan tahun 2017 ini (kalau gak salah wkwk).
Pemilik kafe aslinya tinggal di Jakarta dan sejak membuka Dharma, mereka pindah ke Bali. Mereka masih muda-muda dan sangat ramah sama siapapun termasuk kami-yang-sudah-tampak-seperti-gembel-dan-gak-mengerti-apa-itu-kombucha wkwk. Iya, saat memesan menu minuman, saya bingung dengan keffir, kombucha, dan cocobiotic. Sebenarnya saya hanya ingin pesan yang dingin-dingin saja supaya segar, gak tahunya direkomendasi sekalian yang sehat. Akhirnya saya pesan water keffir rasa jahe yang surprisingly rasanya benar menyegarkan! Memang agak sedikit aneh, tapi enak kok.
Selain minuman sehat itu, mereka juga menyajikan berbagai olahan kopi (espresso, doppio, black coffee, long black coffee, picollo, latte, capuccino, dll), ada juga kopi yang manual brew, lalu ada cold-pressed juice, teh, dan smoothies. Untuk camilannya mereka menyediakan aneka kue dan muffins. Kalau haus berlebih, mereka menyediakan infused water gratis bebas ambil.
Buat saya tempat ini sangat amat menyenangkan. Ukuran kafenya kecil, tapi dekorasinya sederhana dan cantik, sehingga terasa lapang. Bagi para anak socmed yang butuh internet, disini punya WiFi yang bisa dibanggakan juga colokan yang gak nyusahin mencarinya. Atmosfer tempat ini pokoknya cucok meyong! Rasanya ingin pindah ke Ubud lalu duduk sore disana sambil membaca buku atau menulis blog.
🚩 Jalan Raya Sanggingan 45, Campuhan, Ubud, Gianyar
🐔 07.30 – 20.00 WITA
💰 Rp15.000 – Rp35.000 untuk minuman per orang
Cafe Lotus
Berada sangat strategis diantara Ubud Palace dan Museum Puri Lukisan, kafe yang sepertinya terlalu jahanam untuk didatangi kalangan kelas teri seperti saya ini memiliki ragam makanan menarik untuk dicoba lho. Mereka punya set menu lengkap mulai dari appetizer, main course, sampai dessert.
Sajian makanannya pun tidak hanya menu lokal seperti bebek/ayam betutu, pisang goreng, babi kecap, nasi goreng, soto ayam, bakso ikan, tapi juga ada menu western seperti burger, lasagna, tuna steak in green peppercorn, dan sup jamur. Tapi tenang, lebih banyak menu lokalnya kok sehingga kita bisa cicip makanan khas Bali yang luar biasa enak.
Enaknya lagi Cafe Lotus menyediakan menu paket untuk 2 orang, jadi buat yang katro sama menu-menunya bisa langsung pesan saja paket yang kira-kira kalau dibaca terasa lezat wkwk. Dan kalau mau yang seru, bisa pesan menu rijstafel alias tumpengan, bisa untuk rama-ramai. Awalnya saya kira tempat ini ningrat banget ya, sudah siap-siap saja bakalan keluar sejuta gitu. Tak tahunya masih lumayan lah ya bisa bayar tidak pakai tinggal KTP atau phone friend pinjam uang.
🚩 Jalan Raya Ubud, Gianyar
🐔 08.30 – 23.00 WITA
💰 Rp150.000 – Rp400.000 untuk makan berdua
Paradiso
Waktu solo traveling ke Ubud, saya menemukan Paradiso di daftar things-to-do di blog seorang traveler asing. Waw apa nich kok asik ya, pikir saya. Mungkin bisa sekalian cari teman ngobrol karena kadang sunyi banget rasanya solo traveling wkwk.
Jadi Paradiso ini memadukan hiburan nonton bareng sambil makan makanan organik dan plant-based. Kayak self-made bioskop gitu. Film-nya pun seru-seru, kadang yang box office kadang juga film aneh. Sebenarnya gak hanya untuk nonton sih, di sini juga bisa ada pameran, pertunjukan piano, bisa juga dibook untuk meeting atau presentasi. Tinggal update jadwalnya di website mereka terus pilih deh preferensimu.
Saya waktu itu pilih 9, film animasi tentang robot kancing yang mulainya jam tiga sore. Makanannya saya pilih kebab sayuran yang rasanya kari-kari gitu, katanya ini most recommended di sini jadi saya coba. Kalau minum, saya coba chai masala hangat. Mereka juga sediakan aneka minuman sehat seperti jus atau kombucha. Saya pribadi gak begitu cocok dengan makanan dan minuman yang saya pesan, tapi pengalaman nonton bioskopnya menyenangkan kok.
🚩 Jalan Goutama Sel., Ubud, Gianyar
🐔 10.00 – 23.00 WITA
💰 Rp75.000 (yang Rp50ribu dituker beverages)
Lazy Cats Cafe
Kafe yang lokasinya gak begitu terlihat dari jalan utama ini adalah rekomendasi teman saya yang asli Bali dan beberapa laman trip. Kafe utamanya di lantai dua, jadi pas datang bisa cuci tangan dulu di wastafel lalu naik tangga menuju kafe. Wah suasana Lazy Cats Cafe sangat nyaman cocok sama slogan mereka “home away from home” karena memang kayak masuk ruang tengah gitu. Ruang tengah rumah orang tapi wkwk.
Saya menghabiskan malam di sini. Duduk di kursi sofa pink yang agak buluk, bantal yang lebih buluk lagi, ditemani kudapan vegetarian sehat nan fotojenik. Kayaknya saya memang kurang cocok sama makanan vegetarian yang bumbunya aneh-aneh, karena saya gak klop juga nih makan baked mushroom manis dan avocado saladnya. Mungkin besok-besok saya langsung pesan salad bowl saja.
🚩 Jalan Raya Ubud, Gianyar.
🐔 08.00 – 22.00 WITA
💰 Rp100ribuan makan sama minum
Celesta Tea
Kafe teh ini berada di jalan yang saya selalu lewati setiap keluar hotel menuju Ubud. Kalau dari pusat Ubud, memang jadinya agak ke pinggir, dan memang lokasi yang syahdu untuk minum teh.
Celesta Tea punya banyaaaak banget koleksi teh baik dari dalam maupun luar negri. Semuanya tersimpan rapih dalam saset kertas yang kamu bisa beli dan seduh sesuai anjuran. Saya sore itu cobain teh Kenya dengan paket lengkap, yaitu dapat dua scone yang haruuuum seperti bayi dan krim manis.
Menikmati teh Kenya membuat perut saya enakan setelah beberapa hari kembung. Apalagi minumnya sambil santai di pinggir jendela sambil menyaksikan jalanan Ubud yang sepi. Sanssss banget. Namun sungguh disayangkan, Celesta Tea Ubud sudah tutup permanen dan (kayaknya) si pemilik yang sudah kembali ke Jepang (asal tebak dari akun Instagramnya sih).
Nostimo Greek Grill
Saya pergi ke sini untuk makan siang dan berteduh dari sengatan matahari. Jadi datang pukul sebelas, cabut pukul tiga sore. Empat jam di sana, tamunya hanya saya dan si suami istri pemilik yang orang asli Greece. Oh ada sepasang kekasih yang numpang duduk di kursi ayun dan minum jus, lalu pergi. Sepi, tapi malah asyik karena saya nyambi kerja jadi bisa fokuc.
Tempatnya bukan yang super-cozy gitu, tapi rapih dan mayoritas pakai warna putih dengan akses biru laut, rasanya enak dipandang. Pilihan musiknya juga oke dan gak distel terlalu kencang. Nyaman buat makan siang.
Anyway, saya coba satu makanan berat dan satu pendamping. Yang berat adalah falafel dengan roti dan kentang goreng, cocolannya saus yogurt. Falafelnya soooo good! Lembut dan kaya rasa, cocok sama cocolan. Saya kurang suka kentangnya karena gorengan banget.
Pendampingnya adalah terong bakar dengan feta cheese dan corriander. Ini juga saya suka banget! Kulit terongnya memang ada yang terlalu gosong, tapi overall matangnya pas dan ternyata cocok ya sama keju asin. Mungkin kayak gini ya makanan di Greece sana, feta cheese di mana-mana dan apa apa pakai yogurt. Semoga bisa cicipin langsung. Amin gak?
🚩 Jalan Raya Pengosekan No. 108, Ubud, Gianyar, ada di jalan satu arah, sebelah kiri.
🐔 11.30 – 22.30 WITA
💰 Rp150ribuan makan sama minum.
14 Comments. Leave new
Salah satu paporit tulisan di blog ini kalo lagi bahas makanan. Bikin ngiler hahahaha
-Mas Gepeng-
Nama yang paling sering disebut di blog ini
Heavy eater
Sumpah pingin balik lagi makan kerang bakar!
Pernah tinggal 8 tahun di familiar dengan tempat-tempat yang disebut di atas.. Tapi untuk tempat makannya baru baca sekarang… Maklum di sana dulu enggak kuat belinya, bisa cuma lewat depannya.. Duh, kasihan..
Suka banget sama gayamu bercerita Mbak.. Jadi bikin baper bin laper. .yang jelas saya suka nasi campur juga sate lilit, ayam suir, ikan suir. .lawar sayur.. Semuaaaa..wenaknyaa!!
Simpen.. Simpen. Buat bekal ke Bali nanti. .
Btw, lupa.. Salam kenal ��
Haaai mba diaaan. Iya kami juga suka ituu sate lilit, ayam suwir, semua suka! Terima kasih udah mampir ya. Salam kenal dari Justin + Nindyo
CAtettin semua tempat2nya, kali aja anniversary taun ini diajak familymoon ke Bali. Hehehe. Pagi2 baca kayak gini bikin ngiler. Putunya cantik2 pula,aha! banget buatku
Semoga bisa familymoon ke Bali ya. Pasti seru! Terima kasih sudah mampir yaa
Salah fokus sama sedotan cappucino di Dharma, pake stainless steel! Luv banget.
Tambahan nih tiiin, kalo ke Ubud jangan lupa ke Warung Men Juwel. Nasi campurnya enaks dan murah banget. Trus kalo ke Sanur mampir mamam ke Mak Beng!
Iya, keren ya, aku jadi pingin punya juga itu setodan begitu. Wah oke oke, makasih tambahannya, entar pas balik kesana tak coba wkwk
Dari dulu pengen wisata dalam negeri kunjungin candi-candi, bisa sambil wisata makanan juga ternyata heheh, makasih banyak blognya ^^
Kuliner Indonesia memang seru untuk di eksplor yah, termasuk candi-candi eksotis. Sama sama terima kasih sudah mampir yaaa
Aku bookmark lho ini biar ada referensi kalau ke Bali lagi 😀
Kalo makan seafood di Jimbaran four season, kami ada restoran jagoan Mba, namanya Intan Sari. Harganya relatif murah daripada Menega (setahuku yaa), terus pemiliknya Bli Ketut orangnya ramah dan helpful. Favoritku kalo makan seafood di sana udah pasti kerangnya, pesen 2 kilo puwasss banget sama nasi putih anget!
Sama ini nih, penasaran dengan Iwan Jaya Kue hahahaha kok nemu aja Mbak 😛
Wah makasiiih Jane udah kasih rekomen seafood lainnya. Pasti dicoba nanti ya karena kami berdua suka banget makan seafood di Bali hihihi. Kalau Iwan Jaya Kue, itu ketemu pas keliling-keliling cari pasar basah, eh lihat ada jualan kue ternyata isinya banyak, beli beli deh~
pertama, aku ikutan sebel baca yg pas di jimbaran… itu kenapa sih rata2 staff resto seafood di sana pada galak2… aku jg prnh ngalamin, dan lgs males jujurnya makan di sana mba… mau seenak apapun makanannya, rame trus, tapi kalo servicenya begitu, MON MAAAP, ga sudi didatangin lagi ;p.
btw, baca tulisanmu ini, aku jd bingung, selama ini aku tiap tahun ke bali, walo hanya outing kantor, kemaneee ajeee ;p. kok ga nemu makanan2 enak perasaan hahahahaha. emg sih kebanyakan udh disediain kantor, tp kan ada free time yg mana kami bebas kemana2.. duuuh ngerasa kurang jalan aku jadinyaa ;p.
trakhir ke bali, yg aku suka banget itu nasi bebek goreng bu rima, yg deket ama toko joger dan serimpi di kuta.. duuuh kyknya baru itu yg aku suka banget hahahaha. sambelnya 2 macem, dan puedeees, tapi pedes yg enak gitu. baru inget ini blm aku tulis di blog :D. 60 rb seporsi, tp setelah nyoba, worth it sih ;D. apalagi guedeee. jd puas banget makannya..
Wahahahaha ngalamin juga ya. Memang kalau staf restoran ramah itu bikin makanan jadi lebih enak. Malah yang makanan biasa juga tetap bisa jadi enak.
Naaainiiii, sayang banget sudah dinas dibayarin tapi gak keluyuran hahaha. Ini juga makanan-makanan banyak yang saya coba pas extend setelah dinas kantor, karena kadang makanan di hotel atau makanan acara kantor mah itu itu doang gak seru! Saya juga suka skip acara nongkrong gawl orang kantor karena gak cocok sama tempat yg terlalu gawl hahahaha.
Next kalau kami ke Bali bakalan lebih challenging nih. Karena ulasan bebeknya Mba Fanny gak bisa saya coba hahaha dan bakalan banyak hunting vegan food. Wah gak sabar jadinya!